Camaba Ragu Daftar Kuliah
PTN-PTS Perpanjang Pendaftaran
SURABAYA, Jawa Pos – Dampak pandemi Covid-19 memang menyerang segala lini, termasuk dunia pendidikan. Salah satu yang paling kentara adalah penerimaan mahasiswa baru (PMB) yang tidak bisa dilaksanakan lewat prosedur yang sama dengan tahun sebelumnya. Terlebih bagi perguruan tinggi swasta (PTS) yang mesti berusaha ekstrakeras dalam menjaring calon mahasiswa baru (camaba).
Rektor Universitas Kristen (UK) Petra Prof Djwantoro Hardjito mengungkapkan, ada beberapa alasan camaba ragu untuk mendaftar kuliah tahun ini. ’’Salah satunya, kondisi ekonomi orang tuanya terdampak pandemi,’’ ujarnya. Alasan lain, sebagian camaba menyimpan keraguan soal awal kuliah yang belum pasti. Ada juga yang belum sreg jika sejak awal kuliah harus menggunakan metode daring atau online. ’’Mereka belum terbiasa. Sebetulnya awal kuliah semester baru tetap jalan pada 10 Agustus nanti. Tapi, memang belum tahu itu nanti dilaksanakan online atau masuk ke kampus,’’ paparnya.
Selain itu, Djwantoro menangkap kekhawatiran camaba terhadap kondisi kesehatan jika nanti awal kuliah dijalankan secara offline. ’’Ada risiko kesehatan yang juga menjadi pertimbangan mereka. Apalagi kalau di rumahnya ada yang punya masalah kesehatan atau masuk kriteria risiko tinggi. Antaranggota keluarga harus saling menjaga,’’ imbuhnya.
Djwantoro mengungkapkan, sejak masa pandemi, pihaknya berusaha melakukan adaptasi dan perubahan dalam proses PMB. Ujian seleksi masuk dialihkan sepenuhnya ke online. Camaba tidak perlu datang ke kampus sama sekali dalam proses PMB. Hal itu dilakukan demi memudahkan mereka. ’’Kami gencar melakukan sosialisasi untuk menjaring camaba lewat webinar maupun media sosial. Juga, melakukan pendekatan untuk menggandeng camaba yang awalnya berencana melanjutkan studi ke luar negeri,’’ paparnya.
Pihaknya juga berusaha mencarikan solusi bagi camaba yang cemerlang secara akademis, tapi tidak bisa mendaftar karena secara ekonomi sangat terdampak Covid-19. Rencananya, mereka di-cover dengan beasiswa. ’’Untungnya, kami mulai PMB sejak jauh-jauh hari, yaitu pada September lalu, meski saat ini tetap terdampak,’’ kata Djawantoro. ’’Bukan hanya camaba terdampak yang dibantu cari solusi biaya kuliah. Melainkan juga mahasiswa UK Petra sendiri yang kelanjutan studinya terancam terhambat karena wabah,’’ lanjutnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Prof Masdar Hilmy mengatakan, secara umum kampusnya jelas ikut terdampak. Gelombang untuk jalur mandiri yang awalnya ditutup akhir Mei diundur hingga Agustus mendatang. Itu dilakukan untuk memudahkan camaba sekaligus memenuhi pagu yang disediakan. Daya tampung tahun ini sebanyak 4.450 mahasiswa untuk mengisi 45 prodi.
Dari pagu tersebut, 30 persen diplot untuk jalur mandiri reguler dan mandiri prestasi. Saat ini jalur tersebut sudah terisi 1.089 camaba dari total pagu 1.335 orang. Jalur mandiri akademik mengakomodasi camaba yang hafal Alquran atau hafiz. Juga, camaba yang memiliki sertifikat juara nasional Komite Sains Madrasah (KSM) serta prestasi lain seperti bidang olahraga maupun seni. ’’Sementara waktu masih panjang. Saya sangat optimistis jumlah camaba yang sudah terdaftar saat ini bisa terlampaui dan persaingan tetap ketat,’’ paparnya.