Bupati Sambari Pilih Pelonggaran PSBB
GRESIK, Jawa Pos – Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap ketiga telah berakhir kemarin (8/6). Bupati Sambari Halim Radianto akan mengusulkan penerapan new normal dengan disiplin penegakan protokol kesehatan (PPK).
Keinginan bupati itu disampaikan dalam pertemuan di kantor pemkab kemarin. Dalam kesempatan tersebut, Sambari memaparkan, gagasan tentang disiplin PPK setelah PSBB tahap ketiga itu telah disampaikan ketika rapat bersama Gubernur Khofifah Indar Parawansa. ”Masing-masing kelompok masyarakat yang akan memberlakukan PPK harus menandatangani pakta integritas yang telah disiapkan oleh gugus tugas Covid-19,” ujarnya. Tidak hanya me - nandatangani, lanjut dia, pihaknya ingin dalam pakta integritas itu juga dijamin penyediaan sarana dan prasarananya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik drg Syaifuddin Ghozali mengatakan, hingga saat ini pihaknya sudah melakukan rapid test terhadap 10 ribu orang. Jumlah itu tidak termasuk rapid test mandiri di perusahaan-perusahaan. ”Untuk berapa yang swab, nanti, direkap dulu,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Dr dr Muhammad Atoillah menyampaikan, mengacu kriteria pelonggaran dari WHO, Gresik termasuk belum memenuhi syarat. Misalnya, dalam dua minggu berturut-turut jumlah kasus mengalami penurunan. Padahal, setiap hari ada penambahan kasus terkonfirmasi positif di Gresik. ”Penurunan kasus itu setidaknya 50 persen,” jelasnya.
Lelaki yang juga dosen epidemiologi itu melanjutkan, ada ketentuan yang menjadi acuan pelonggaran interaksi masyarakat. Yakni, rate of transmission (RT) harus di bawah angka 1. Sedangkan RT di Gresik masih 1,1. ”Tapi, oleh pusat, RT itu tidak lagi menjadi acuan utama, tetapi tetap menjadi acuan selain 15 kriteria yang di dalamnya termasuk penurunan kasus. Kalau memang terpaksa new normal, konsekuensinya, masifkan testing,” katanya.
Namun, tes di Gresik juga masih minim. Menurut aturan, perlu ada 1.838 tes PCR per 1 juta penduduk. Sedangkan di Gresik saat ini tes PCR belum sampai 500. ”Menurut saya, pemda sudah saatnya membeli alat PCR mandiri untuk mempercepat tracing. Jika pandemi ini sudah selesai, alat tersebut juga bisa digunakan nanti. Kemungkinan Covid-19 ini bukanlah wabah terakhir,” ucap dia.