Dari Rebahan, Muncul Ide Bikin Podcast
Sito Fossy Biosa Kenalkan Cara Nikmati Film dalam Versi Audio Saja
SURABAYA, Jawa Pos – Ingin mengajak anak-anak milenial mengenal drama radio yang membawakan sebuah cerita pada zamannya, seniman visual Sito Fossy Biosa membuat sebuah podcast dari filmnya. Podcast pertamanya yang diunggah Minggu (7/6) merupakan konversi dari film karyanya yang berjudul Memeluk Angin. Menurut dia, podcast tersebut bisa menjadi media mutakhir untuk menikmati film dengan cara lain.
Idemengonversidialog-dialogfilmmenjadisebuah podcast radio drama ternyata berawal dari seringnya rebahansaatmasakarantina.’Pasrebahanitubanyak dengerinpodcastsambiltiduran.Senenggitu,jaditeringat zaman denger radio waktu masih kecil dulu,’ kenang pria yang juga menjadi dosen DKV ISTTS itu.
Selain kerap mendengarkan program drama dari radio, Sito mengaku saat kecil sering membeli kaset drama. ’’Yang paling saya ingat drama radio Power Ranger. Jadi nggak ditonton, tapi didengerin ceritanya. Meskipun sudah didengerin sampai habis, tiap hari saya putar terus sampai bener-bener bosen,’’ ujarnya, lantas tertawa.
Dari situ, dia akhirnya punya ide untuk membawa kesenangannya saat kecil ke era sekarang. Dengan mendengarkandialog-dialogdalamfilmitu,Sitoingin mengajakparapencintafilmberimajinasisendirilewat cerita yang mereka dengar tanpa mereka lihat.
’’Selain imajinasi, kita bisa jadi lebih gila dari visual filmnya sendiri. Menurutku, karya podcast radio drama juga salah satu media apresiasi sound designer, music director, hingga voice actor,’’ terang pria yang mengambil S-2 penciptaan videografi di ISI Jogja itu. Dengan begitu, job desc bidang suara dan musik dalam film akan lebih diperhatikan secara serius dan detail.
Sementara itu, podcast radio drama akan terus ditambahkan dalam akun tersebut. ’’Tapi, sementara bakal dari film-film yang diproduksi oleh Loster Production kami,’’ tambahnya. Selain itu, lewat podcast yang diunggah dalam akun Visuarakan! di platform Spotify itu, Sito membawa dua harapan ke depan.
Pertama, mengajak orang-orang 1990-an ke atas yang menggemari drama radio untuk bernostalgia dengan cara yang lebih modern. Yakni, tidak lagi dengan radio. Tapi, lewat aplikasi. Kedua, Sito ingin mengenalkan eksistensi drama radio yang muncul dengan kemasan baru kepada anak-anak muda era sekarang.