Gelar Workshop untuk Dokter Tim
JAKARTA, Jawa Pos – Tim Medis PSSI sedang bekerja ekstra untuk segera merampungkan panduan dalam melanjutkan kompetisi di tengah pandemi korona. Panduan yang benar-benar harus sesuai dengan keadaan Indonesia saat ini. Sejauh ini, sudah dua panduan yang selesai.
Dua panduan tersebut adalah pencegahan dan pengendalian virus Covid-19 dalam pertandingan Liga 1 dan Liga 2 serta pencegahan dan pengendalian di dalam klub. Tinggal tiga lagi yang masih digodok. Yakni, panduan untuk TC timnas Indonesia, panduan untuk SSB, dan yang terakhir panduan untuk kursus-kursus kepelatihan.
Ketua Tim Medis PSSI Dr Syarief Alwi mengatakan, panduan yang sedang dimatangkan tak hanya datang dari pihaknya semata. Panduan itu juga merupakan gabungan ide dari berbagai stakeholder sepak bola. Mulai dokter timnas U-15, U-16, U-19, serta senior, plus usul dari Exco PSSI beserta Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi.
’’Ada juga masukan dari Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri. Semua masukan itu sedang kami kombinasikan untuk jadi formula bagi negara ini. Kondisinya berbeda-beda kan, dicari yang cocok,’’ terangnya.
Namun, dia menekankan, semua panduan itu tidak akan berjalan jika tanpa kerja sama banyak pihak. Artinya, kedisiplinan seluruh pihak yang nantinya terhubung dalam sepak bola Indonesia jadi salah satu hal terpenting. ’’Disiplin, itu kuncinya. Karena kalau mau pakai protokol mana pun, baik dari AFC, FIFA, WHO, ataupun Premier League, kalau tidak disiplin, selesai semuanya,’’ tegasnya.
Nah, khusus untuk kompetisi, pria yang akrab disapa Papi itu rencananya melakukan kerja sama dengan seluruh dokter tim di klub Liga 1 dan Liga 2. Pihaknya bakal menyamakan persepsi terlebih dahulu terkait bagaimana protokol kesehatan untuk kompetisi. Baik standar kesehatannya hingga adanya sertifikasi kalau semua dokter tim itu sudah memahami protokol kesehatan milik PSSI.
Papi mengaku sudah beberapa kali rapat dengan pihak Kemenkes. Rapat yang membahas bagaimana protokol kesehatan dalam pertandingan sepak bola. ’’Panduan yang sudah dibuat dan akan dibuat akan disosialisasikan dengan seluruh dokter tim. Ini yang dinamakan menyamakan persepsi,’’ jelasnya.
Cara untuk menyamakan persepsi adalah melakukan virtual meeting hingga workshop. Pihaknya sendiri masih menyusun waktu yang tepat untuk menjalankannya. ’’Ya, kami harap setelah ikut virtual meeting dan workshop, dokter-dokter tim ini paham bagaimana menjalankan latihan hingga pertandingan dalam keadaan new normal,’’ tuturnya.
Bukti bahwa para dokter sudah paham akan protokol kesehatan yang sudah disusun direncanakan berbentuk sertifikat. Rencananya, Papi menggandeng Kemenkes untuk mengeluarkan sertifikasi tersebut. ’’Akan ditandatangani Kemenkes dan PSSI. Mereka yang punya ini dianggap sudah bisa menjalankan protokol kesehatan dengan baik, jadi tidak ada yang salah nantinya,’’ ucap pria yang juga dokter timnas senior itu.
Sejauh ini, pihaknya masih menunggu soal format kompetisi yang akan diketok PSSI dalam waktu dekat. Jika sudah tahu formatnya, panduan yang sudah ada tinggal disesuaikan.