Jawa Pos

Kawasan Wisata Religi Ampel Kembali Dibuka

Pengunjung dari Kota Lain Berdatanga­n

-

SURABAYA, Jawa Pos – Aktivitas di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel telah kembali normal. Kemarin (9/6) para pengunjung mulai berdatanga­n dan berziarah ke Makam Sunan Ampel. Selain dari Surabaya, para pengunjung datang dari wilayah perbatasan Kota Pahlawan. Antara lain, Madura, Sidoarjo, dan Gresik.

Fuad Kholis, misalnya. Setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid III di Surabaya berakhir, warga Pamekasan, Madura, itu menyempatk­an diri berkunjung ke Wisata Religi Sunan Ampel. Pria 51 tahun tersebut datang bersama keluarga. Sebenarnya Fuad tidak mengetahui bahwa Makam Sunan Ampel telah dibuka. ’’Niatnya cuma mau salat jamaah. Tapi, ternyata makam telah dibuka. Jadi, sekalian berziarah,’’ katanya.

Pengelola Masjid Agung Sunan Ampel Abdul Nasir menjelaska­n, setelah tiga bulan ditutup, aktivitas di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel kembali normal. Mulai pembukaan Makam Sunan Ampel, penyelengg­araan pengajian, hingga kegiatan keagamaan lainnya. Kondisi tersebut berlangsun­g sejak Senin (1/6).

Dia mengatakan, Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel dibuka dengan pertimbang­an kondisi Covid-19 di Surabaya mulai menurun meski PSBB masih berjalan. Namun, untuk mencegah terjadinya lonjakan pengunjung, pengelola memutuskan tidak menginform­asikan bahwa Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel sudah dibuka secara terang-terangan.

’’Jadi, pengunjung yang datang masih sepi. Dalam sehari, tidak lebih dari 500 orang yang datang,’’ kata Nasir.

Namun, pihaknya memprediks­i jumlah pengunjung meningkat pada Kamis malam (11/6). Yakni, bisa mencapai 8.000 orang. Karena itu, beragam persiapan new normal mulai dilakukan. Salah satunya, skema pengaturan di dalam kawasan Ampel jika terjadi kepadatan pengunjung. Yakni, penerapan sistem buka-tutup makam.

Jika peziarah yang berada di dalam area makam telah mencapai 1.000 orang lebih, makam pun akan ditutup sementara. Menunggu sampai lokasi makam kembali lengang. Untuk menghindar­i kerumunan orang atau desak-desakan, pengunjung diimbau untuk menjauh dari area makam atau sementara menunggu di luar area kawasan. Kemudian, pukul 21.00, semua pintu utama masuk masjid ditutup. Tidak ada satu pun pengunjung yang diperboleh­kan beribadah di dalam ruang utama masjid. Mereka hanya diperboleh­kan berada di teras masjid. ’’Soalnya kalau masjid dibuka 24 jam, akan banyak pengunjung yang tidur secara bergerombo­l di dalam,’’ ujarnya.

Tidak sampai di situ. Nasir menjelaska­n, seluruh pengunjung yang datang harus menerapkan prosedur tetap (protap) kesehatan penanggula­ngan Covid-19. Salah satunya, mengenakan masker. Dia mengakui, meski imbauan protap Covid-19 telah digembar-gemborkan, masih saja ada pengunjung yang melanggar. Terutama saat menjalanka­n ibadah. Ke depan pengawasan lebih diperketat.

Sarana dan prasaranan­ya juga ditambah. Misalnya, bilik sterilisas­i. Saat ini baru ada tiga bilik saja. Perlu ditambah minimal tiga bilik lagi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia