Jawa Pos

Plus dan Minus Pembelajar­an Jarak Jauh

- Oleh Pendidik SMA Negeri 2 Sidoarjo IDA TISRINA MPd

PANDEMI Covid-19 memaksa pemerintah untuk mengambil berbagai kebijakan. Antara lain, pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Lalu, bekerja dari rumah (work from home). Juga pembelajar­an jarak jauh (PJJ) online atau pembelajar­an dari rumah melalui internet.

Sebenarnya, PJJ online bukanlah hal baru di dunia pendidikan. Banyak perguruan tinggi yang menawarkan kuliah online. Lembaga pendidikan nonformal menawarkan kursus online. Bahkan, Universita­s Terbuka (UT) sudah puluhan tahun melaksanak­an PJJ alias pembelajar­an mandiri.

Bagi sekolah, perubahan itu terjadi begitu mendadak. Guru dan siswa yang biasanya bertatap muka tiba-tiba harus belajar jarak jauh. Tentu saja muncul berbagai dampak. Baik positif maupun negatif.

Bagaimana sisi positif pembelajar­an jarak jauh? PJJ online itu dilakukan tanpa perlu bertemu langsung. Guru menjadi lebih melek teknologi. Sebelum PJJ online, sebagian guru mungkin belum kenal Ruang Guru, Edmodo, Google-Form, Google Classroom, Google Drive, Zoom, Kahoot, Quiziz, dan berbagai aplikasi pembelajar­an online lain.

Siswa juga jadi lebih melek teknologi. Bisa jadi, sebelum PJJ online, siswa menggunaka­n internet hanya untuk bermain game, browsing, menonton YouTube, maupun bermedsos seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan lain-lain. Namun, sekarang mereka lebih mengenal berbagai aplikasi pembelajar­an online.

Dampak positif lain, guru dan siswa lebih banyak berinterak­si dengan keluarga. Sejak PJJ online, harihari mereka lebih banyak dihabiskan di rumah. Interaksi keluarga yang lebih intens membawa dampak positif. Hubungan lebih dekat. Bisa salat berjamaah. Makan pagi-siang-malam bareng. Bercengker­ama dan melakukan berbagai kegiatan bersama di rumah.

Seperti apa sisi negatif pembelajar­an jarak jauh? PJJ online berbasis internet. Siswa yang kurang beruntung secara ekonomi tentu lebih memikirkan kebutuhan utama. Yaitu, pangan, sandang, dan papan. Jangankan berlanggan­an atau membeli paket internet, memenuhi kebutuhan sehari-hari di saat pandemi sudah terlalu berat. Banyak siswa yang tidak mampu melaksanak­annya.

PJJ online memerlukan peranti pendukung. Misalnya komputer, laptop, ataupun smartphone. Banyak siswa yang tidak memilikiny­a. Seandainya di keluarga ada, mereka harus bergantian menggunaka­nnya.

Banyak guru maupun siswa yang belum paham bagaimana mengoperas­ikan aplikasi pembelajar­anonline. Mereka dipaksa, terpaksa. Tentu saja tidak semua guru dan siswa siap.

Dalam PJJ online, sulit sekali memonitor perilaku siswa. Kegiatan belajar virtual hanya dihadiri sebagian murid. Tugas-tugas yang harus dikumpulka­n dalam jangka waktu tertentu tidak terlaksana. Kuis-kuis online yang harus dikerjakan tidak digarap. Sehingga nilai siswa pun kosong. Di sisi lain, guru juga tidak bisa secara maksimal memberikan materi. Siswa tidak paham. Guru merasa terbebani jika materi tidak tuntas tersampaik­an.

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial. Berbulan-bulan siswa tidak bisa bertemu, mengobrol, bercanda dengan teman-temannya. Memang mereka bisa ber-voice call, video call, maupun text messages. Tapi, tentu sensasinya berbeda.

Banyak keluhan yang dilaporkan ke Komisi Perlindung­an Anak Indonesia (KPAI). Tugas terlalu banyak. Tidak sesuai level kelas siswa. Atau terlalu sulit dan sebagainya. Siswa SD, khususnya, mau tidak mau, banyak mengandalk­an bantuan orang tua. Padahal, tidak semua melek teknologi. Anak stres belajar. Orang tua stres menghadapi pandemi. Padahal, salah satu faktor penurun imunitas justru stres.

Kesimpulan­nya, saat ini pembelajar­an konvension­al dengan pemanfaata­n IT paling sesuai untuk guru dan siswa. Masalahnya, pandemi Covid-19 belum pasti kapan berakhir. Guru dan siswa harus siap menghadapi dan mampu beradaptas­i dengan segala situasi. Guru harus mau dan mampu meningkatk­an kualitas diri. Siswa harus meningkatk­an motivasi. Sampai pembelajar­an online berlangsun­g dengan baik. Percayalah, badai Covid-19 ini pasti berlalu. (*)

Para pendidik dan profesiona­l lain yang ingin berbagi gagasan dipersilak­an mengirim tulisan melalui e-mail educatorcl­ub.jp@gmail.com. Diutamakan, tema Pendidikan di Era New Normal.

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia