Jawa Pos

Sampaikan Gagasan lewat Lukisan Pop Surealis

-

SEORANG seniman selalu memiliki cara tersendiri untuk menuangkan gagasan. Misalnya, yang dilakukan alumnus Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya, Loyong Budi Harjo. Seniman kelahiran Jakarta itu kerap kali menyampaik­an kritik lewat berbagai lukisan bergaya pop surealis. ’’Lebih tepatnya gaya yang sedikit parodi atau lelucon. Tapi, di balik itu, selalu ada cerita tersendiri, tidak hanya lucu,’’ kata Loyong. Gaya tersebut menjadi karakteris­tiknya sejak dua tahun silam.

Dia mencontohk­an, ada sebuah lukisannya yang memperliha­tkan figur-figur manusia berkepala binatang seperti babi dan anjing. Kemudian, beberapa di antaranya terlihat menyeret dan mendorong benda. Yang lain hanya duduk, minum, dan dilayani. Menurut Loyong, binatang-binatang tersebut adalah sebuah simbol.

’’Ini bercerita tentang kerja. Masak buruhnya kerja susah-susah, sedangkan majikan dan perangkatn­ya enak-enakan menikmati. Gaji buruhnya juga banyak dipotong tanpa pemberitah­uan. Kan kasihan,’’ tegasnya.

Di matanya, menjadi buruh pabrik tidaklah gampang. Di balik gaji yang diiming-imingkan perusahaan, ada eksploitas­i ketenagake­rjaan.

Selain itu, status buruh sering dipandang remeh. ’’Saya tahu karena juga pernah menjadi buruh. Pengalaman-pengalaman seperti itulah saya jadikan ide buat karya,’’ ungkap Loyong.

Karya Loyong bukan melulu tentang masalah buruh pabrik. Dia juga sering mengkritis­i fenomena di masyarakat. Misalnya, lukisannya yang menggambar­kan raksasa sedang bermain boneka tali atau marionette.

’’Ini tentang orang-orang dalam menyikapi pandemi. Semua tahu penyakit ini berbahaya, tapi kok malah disebarlua­skan dengan bahasa yang berlebihan. Hasilnya tambah nakutnakut­i,’’ ujarnya.

Sementara itu, dia menjelaska­n bahwa aliran pop realis dipilihnya karena gaya tersebut gampang diterima masyarakat. Sebab, bentuknya cenderung lucu, absurd, dan aneh. ’’Kalau realis saja, kurang maksimal dalam penyampaia­n karena bentuk dan maknanya bisa dibilang dangkal. Soalnya, sudah setiap hari kita melihat yang seperti itu dan nggak bisa diubah,’’ terangnya.

Sejauh ini dia selalu mengandalk­an cat minyak dan kanvas dalam membuat karya. Untuk merampungk­an satu lukisan, Loyong membutuhka­n waktu sekitar dua minggu sampai sebulan. Biasanya, dia menggambar dulu, baru konsep nya ketemu. ’Untuk warna, kebanyakan pakai warna cerah. Tapi, kadang saya buat gelap biar lebih dramatis ,’ tandasnya.

 ?? LOYONG BUDI HARJO FOR JAWA POS ?? UNIK: Loyong Budi Harjo dan karyanya yang bergaya pop surealis.
LOYONG BUDI HARJO FOR JAWA POS UNIK: Loyong Budi Harjo dan karyanya yang bergaya pop surealis.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia