Jawa Pos

Evakuasi Pasien Positif, Tenangkan Keluargany­a yang Menentang

Rapid test masal yang berlangsun­g setiap hari di Surabaya melibatkan banyak sumber daya manusia. Berhadapan dengan warga setiap hari membuat mereka esktrasaba­r. Apalagi jika orangorang tersebut berulah saat hendak menjalani tes.

- GALIH ADI PRASETYO,

Jawa Pos

HAZMAT dan masker tidak pernah lepas dari tubuh Mahmudi saat bertugas. Anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Jatim itu kini memiliki tugas tambahan. Ikut serta dalam rapid test masal yang diadakan Badan Intelijen Negara (BIN).

Mahmudi merupakan satu di antara puluhan personel yang terlibat dalam rapid test masal. Sebelum pandemi, dia banyak berkecimpu­ng di dunia kebencanaa­n. Dia biasa pergi ke daerah lain saat terjadi bencana. Misalnya, gunung meletus, banjir, atau tanah longsor

g

Pagi-pagi sekali dia harus siap. Sebab, tes dimulai pukul 07.00. Sebelum waktu itu, dia harus berada di tempat tes masal.

Kemarin rapid test masal dilaksanak­an di Jalan Margorejo Indah. Mahmudi langsung menyesuaik­an diri, bergabung di posnya. Mobile, mulai rapid test, swab test, hingga evakuasi warga yang hendak dikarantin­a. ”Ikut mengondisi­kan juga siapa-siapa yang positif dan akan dikarantin­a,” paparnya kemarin.

Selama bertugas, tentu banyak hal yang dialami Mahmudi. Tantangan terberat saat rapid test dan paling sering dialami adalah warga yang takut saat akan diambil darah. ”Bahkan sampai kewalahan kalau ada yang berontak hingga menangis,” katanya.

Kalau sudah begini, pendekatan psikologis paling ampuh. Mahmudi memberikan penjelasan kepada warga dengan bahasa yang paling mudah dipahami. Termasuk menerangka­n tujuan rapid test yang diikuti. Biasanya, cara tersebut manjur untuk menenangka­n warga yang hendak dites.

Tidak berhenti di situ, terkadang ada juga warga yang ogah ikut tes. Mereka khawatir hasilnya positif. ”Banyak alasan saat warga menolak untuk dites rapid. Mereka takut dikucilkan kalau reaktif atau positif Covid-19,” paparnya.

Begitu juga saat dia bertugas mengevakua­si warga yang positif. Paling sering keluarga pasien menentang evakuasi tersebut. Mereka enggan jika anggota keluargany­a dinyatakan positif dan harus dikarantin­a.

Keterlibat­annyapadap­enanganan Covid-19memangpe­nting.Namun, stigma negatif sempat muncul di lingkungan rumahnya. ”Saat awalawaltu­gas,banyakwarg­ayangkhawa­tir. Sebab,sayalebihb­anyakberin­teraksi denganwarg­a,baikyangre­aktifatau bahkan positif,” katanya.

Memang ada ketakutan bagi Mahmudi. Namun, hal itu tidak mengurungk­an semangatny­a untuk bertugas. Kekhawatir­an dikucilkan akhirnya hilang. Dia meyakinkan warga bahwa apa yang dia lakukan tetap aman. Termasuk menunjukka­n hasil tes yang sudah dia jalani. ”Setelah itu, warga malah memberikan support. Begitu juga keluarga saya. Mendukung penuh apa yang saya lakukan,” papar bapak satu anak itu.

Selain petugas yang berada di garis depan, ada juga petugas yang berperan di setiap akhir penyelengg­araan rapid test. Salah satunya sanitarian yang berurusan dengan penanganan limbah medis di setiap lokasi tes cepat.

Sanitarian berasal dari berbagai puskesmasd­iSurabaya.Salahsatun­ya adalahBren­yTrasmiant­o,sanitarian dariPuskes­masMedokan­Ayu.Dia bertugasdi­lokasirapi­dtestmasal­di Lapangan THOR kemarin.

Benry mengatakan, mereka bertugas paling akhir saat rapid test. Memastikan baju hazmat, masker, sarung tangan, dan peralatan medis sekali pakai tidak berceceran dan terbuang di tempat biasa.

 ?? GALIH ADI PRASETYO/JAWA POS ?? TUGAS TAMBAHAN: Anggota TRC BPBD Jatim Mahmudi mengambil sampel tes swab salah seorang warga.
GALIH ADI PRASETYO/JAWA POS TUGAS TAMBAHAN: Anggota TRC BPBD Jatim Mahmudi mengambil sampel tes swab salah seorang warga.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia