Jawa Pos

Kantor Pos Digeruduk Ribuan Orang

Antre Ambil Bantuan Sosial, Abaikan Physical Distancing

-

SIDOARJO, Jawa Pos - Alihalih menjaga jarak (physical distancing), pembagian bantuan sosial tunai (BST) Kemensos tahap I memicu kerumunan massa di Kantor Pos Sidoarjo, Jalan Sultan Agung. Konsentras­i massa terjadi sejak pagi kemarin (11/6). Jadwal diabaikan.

Ribuan orang berdatanga­n sejak pukul 06.00. Untuk melayani mereka, kantor pos sudah membuka enam loket pencairan. Namun, warga begitu banyak. Antrean panjang pun tidak bisa dihindar

’’Ada sekitar 9 ribu keluarga penerima manfaat yang dibagikan sejak kemarin (Rabu, Red),’’ ujar Ketua Satgas BST Kantor Pos Sidoarjo Abdul Latif.

Menurut Latif, sebetulnya kantor pos sudah menjadwal kedatangan warga setiap desa. Undangan telah disebarkan. ’’Ada jam-jamnya. Ternyata kondisinya seperti ini. Tidak mengikuti jadwal,’’ keluhnya. Padahal, pembagian sebelumnya sangat tertib. Tidak sampai membeludak. Karena itu, warga harus menunggu berjamjam untuk dilayani.

Suti’ah, misalnya. Dia datang pukul 08.00. Sampai pukul 11.00, dia belum dilayani. ’’Jauh-jauh dari Kletek, Taman. Mau pulang juga katanya terakhir. Bolak-balik jauh,’’ tutur perempuan kelahiran 17 Desember 1966 itu.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sidoarjo Tirto Adi menjelaska­n, pada Rabu dinsos menggelar rapat bersama PT Pos Sidoarjo dan tenaga kesejahter­aan sosial kecamatan (TKSK).

Waktu itu PT Pos menginform­asikan bahwa kemarin hari terakhir pendistrib­usian tahap I. Masih ada BST sekitar 9 ribu KPM yang belum terdistrib­usikan. Sebab, data tersebut tidak diusulkan desa dan kelurahan, tapi dirilis Kemensos.

’’Makanya, jalan tengahnya, kemarin saya minta TKSK koordinasi dengan camat, Kades,’’ kata Tirto.

Kalau mengizinka­n data Kemensos itu memang layak menerima, Kades atau lurah wajib melaporkan ke PT Pos. Lalu, warga bisa mengambil. Kalau memang tidak layak menerima, tidak perlu dipaksakan. ’’Karena pendataan di dinsos tetap komunikasi dengan Pusdatin Kemensos untuk mengakomod­asi usulan desa/kelurahan yang belum ter-cover oleh Kemensos

tersebut,’’ terangnya.

Ternyata, kemarin ribuan warga itu datang bersamaan. Dinsos dan Kantor Pos Sidoarjo berkoordin­asi dengan polsek kota untuk mengurai kepadatan antrean. ’’Akhirnya bisa kondusif. Lain waktu memang harus diestimasi dan diantisipa­si,’’ paparnya.

Pengaturan dijalankan. Namun, warga yang telanjur datang tidak sampai diminta pulang. Yang sudah datang tetap dilayani. ’’Kami bersurat agar waktu untuk pembagiann­ya ditambah,’’ katanya. Dua hari lagi agar lebih longgar. Yaitu, hari ini (12/6) dan besok (13/6).

Ketua Panja Covid-19 DPRD Sidoarjo Choirul Hidayat menyayangk­an terjadinya kerumunan tersebut hingga menjadi perhatian banyak pihak. Di saat ramai gembar-gembor physical distancing, ternyata malah abai.

’’Sebelum-sebelumnya kan sudah bagus. Seharusnya diantisipa­si, misalnya dengan membagi tempat pembagian lebih banyak lagi,’’ sarannya.

 ?? ALFIAN RIZAL/JAWA POS ?? DARI BERBAGAI DESA: Warga penerima manfaat bantuan sosial tunai (BST) mengantre di Kantor Pos Sidoarjo kemarin.
ALFIAN RIZAL/JAWA POS DARI BERBAGAI DESA: Warga penerima manfaat bantuan sosial tunai (BST) mengantre di Kantor Pos Sidoarjo kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia