Pendaftaran Haji Dibuka Lagi tanpa Pembatasan
Peminat Umrah Masih Sepi
SIDOARJO, Jawa Pos - Penundaan ibadah haji tahun ini tidak hanya berdampak bagi para jamaah. Sejak ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pendaftaran para jamaah juga dibatasi. Namun, pembatasan tersebut dicabut mulai kemarin (11/6).
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sidoarjo membuka kembali layanan pendaftaran haji. Tidak ada batasan kuota. Namun, tetap diberlakukan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Semua yang datang ke gedung layanan haji wajib menggunakan masker.
Selain itu, mereka harus mencuci tangan dulu. Kursi di dalam gedung pun dibuat berjarak. Empat deret kursi hanya boleh diisi dua orang. Bagian ujung kanan dan kiri. Dua kursi tengah dikosongi.
Untuk mengurangi penumpukan orang di dalam gedung, proses tanya jawab atau isi formulir identitas ditiadakan. Pendaftar langsung masuk ruang rekam biometrik. ”Data dilengkapi petugas saat perekaman berlangsung,” kata Kasi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah Kemenag Sidoarjo Rohmat Nasrudin.
Dengan kebijakan baru itu, banyak pendaftar haji yang mulai berdatangan ke kantor Kemenag. Sehari kemarin ada 53 orang. Namun, mereka tidak datang bersamaan. Bergantian. Dengan demikian, tidak ada antrean dan mengalir tanpa ada penumpukan dalam ruangan.
Sebelumnya, Kemenag membatasi pendaftaran calon jamaah dalam jumlah minimal. Tiap hari, hanya ada lima orang yang boleh daftar. Hal itu dilakukan agar pembatasan sosial dapat berjalan optimal. ”Kami juga membuat sistem antrean,” lanjut Nasrudin.
Sistem tersebut tidak hanya berlaku manual. Namun, itu sudah masuk sistem informasi dan komputerisasi haji (siskohat). Dengan begitu, jika kuota telah terpenuhi, sistem akan menutup secara otomatis. Tidak akan lagi ada pendaftaran baru. Karena itu, mereka yang mendaftar harus bersabar. Untuk CJH yang diperkirakan berangkat ke Tanah Suci tahun depan, belum ada pemberitahuan lagi.
Nasrudin menyatakan, selama ini pendaftaran haji dan permohonan rekom untuk umrah tetap dilayani. Namun, pendaftar berkurang. ”Untuk rekom umrah, malah tidak ada yang mengajukan,” lanjut Nasrudin. Masyarakat paham bahwa umrah belum diizinkan sampai sekarang.