Jogja Jadi Opsi untuk Melanjutkan Kompetisi
JAKARTA, Jawa Pos – Walau belum ada keputusan, rencana untuk menjadikan Pulau Jawa sebagai pusat untuk melanjutkan kompetisi tampaknya bakal dilaksanakan. Bahkan, sudah ada satu daerah yang disebut bakal jadi calon venue untuk pertandingan Liga 1. Yakni, Jogjakarta.
Hal itu dikatakan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dalam sebuah diskusi virtual dengan salah satu universitas negeri kemarin (11/6). Dia mengungkapkan, Jogjakarta rencananya jadi home base untuk tim-tim dari luar Jawa. ’’Mungkin untuk Persiraja Banda Aceh, Borneo FC, Barito Putera, PSM Makassar, dan Persipura Jayapura,’’ tuturnya.
Sementara itu, satu nama lain, Bali United, tidak disebut walau juga berasal dari luar Pulau Jawa. Tidak tahu apa alasan pria yang akrab disapa Iwan Bule itu tidak menyebut Serdadu Tridatu. Jawa Pos mencoba mengonfirmasti, tapi tidak ada jawaban dari mantan sekretaris Lemhannas tersebut.
Dia mengatakan, Jogjakarta dipilih karena adanya bantuan dari seorang temannya. Bantuan berupa hotel untuk dijadikan tempat menginap bagi pemain, pelatih, dan ofisial lima klub luar Jawa tersebut. ’’Ada teman dari Jogjakarta yang memiliki lima hotel di sana, dengan konsorsium,’’ terangnya.
Nantinya, bantuan itu bisa digunakan dengan gratis. Alasan tersebut yang akhirnya membuat Iwan Bule pede memilih Jogjakarta. Bisa membantu finansial keuangan tim yang jatuh selama pandemi korona.
Selain itu, Jogjakarta dirasa sangat representatif jika dijadikan venue untukmelanjutkanLiga1.Stadion dan fasilitas latihan yang ada cukup lengkap. Untuk stadion, ada tiga tempat yang mungkin bisa digunakan untuk bertanding. Yakni, Stadion Mandala Krida, Stadion Maguwoharjo, dan Stadion Sultan Agung. Plus satu lagi bisa difungsikan sebagai venue dan tempat latihan. Yakni, Stadion Universitas Negeri Yogyakarta.
Untuk tim asal Pulau Jawa, Iwan Bule menyarankan tidak ikut dalam rencana menjadikan Jogjakarta sebagai home base. Tim-tim asal
Pulau Jawa bisa menginap di kota masing-masing. ’’Kan sudah ada tol, jadi bisa digunakan nanti kalau bertanding,’’ paparnya.
Sementara itu, kemarin PSSI juga mengirimkan dua perwakilan, yakni Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi dan Direktur Teknik Indra Sjafri, ke Kemenpora. Sayang, PSSI hanya bertemu Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto. Walau begitu, beberapa pembahasan penting tetap dilaksanakan.
Selain masalah Piala Dunia U-20 tahun depan, dengan Gatot, Yunus dan Indra Sjafri menyampaikan terkait rencana PSSI melanjutkan kompetisi. Meski, nama Jogjakarta belum disebut sebagai calon venue.
Gatot menuturkan, pihaknya sebenarnya tidak punya kuasa untuk memutuskan kompetisi boleh dilanjutkan atau tidak. Hal itu merupakan kewenangan cabor masing-masing. ’’Dan, sepak bola diserahkan ke PSSI. Hanya, wajib mematuhi protokol kesehatan,’’ tegasnya.
Untuk detail mengenai protokol kesehatan, PSSI diharapkan bisa berpegang pada surat edaran dari Menpora Zainudin Amali. Dalam surat edaran tersebut sudah dijelaskan secara detail bagaimana protokol kesehatan di era new normal. ’’Protokol itu hukumnya wajib,’’ lanjutnya.