Jawa Pos

Tingkat Kematian Covid-19 Menurun

Kasus Positif Masih Tinggi, Rata-Rata Tes secara Nasional Rendah Objek Wisata di Daerah Bersiap Kenormalan Baru

-

JAKARTA, Jawa Pos – Tingkat fatalitas kasus Covid-19 di Indonesia menunjukka­n tren penurunan. Saat ini tingkat kematian karena virus korona baru berada di angka 5,78 persen. Lebih rendah daripada periode awal Mei sebesar 7,6 persen.

Angka fatalitas tersebut didapatkan per kemarin (13/6) setelah ada pertambaha­n 43 orang

Dengan demikian, total kasus meninggal berjumlah 2.091 orang. ”Saat ini angka (tingkat) kematian berada pada 5,78 persen,” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto kemarin.

Berdasar data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC-19), pertambaha­n kasus kematian terbanyak kemarin terjadi di Jawa Timur, yakni 14 kasus. Disusul DKI Jakarta 8 kasus serta Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara masing-masing 4 kasus. Secara kumulatif, kasus kematian Covid-19 di Jatim juga paling banyak (lihat tabel update Covid-19).

Meski ada tren penurunan, jika dibandingk­an dengan negaranega­ra lain di ASEAN, Indonesia tetap memiliki tingkat kematian tertinggi. Lebih tinggi dari Filipina yang mencatatka­n tingkat fatalitas 4,2 persen. Lalu, Thailand (1,9 persen), Malaysia (1,4 persen), serta Singapura yang berada pada kisaran 0,06−0,01 persen.

Sementara itu, GTPPC-19 juga mencatat total kasus konfirmasi positif Covid-19 per Sabtu (13/6) mencapai 37.420 orang setelah ada pertambaha­n 1.014 orang. Pasien sembuh bertambah 563 orang sehingga total menjadi 13.776 orang. ”Kalau melihat angka ini, pasien sembuh berada di kisaran 53,8 persen dari kasus yang kita rawat,” jelas dia.

Menurut Yuri, pertambaha­n kasus positif tersebut tidak merata di seluruh Indonesia. Ada beberapa wilayah yang memang melaporkan banyak kasus positif. Namun, di sisi lain, pasien negatifnya juga tinggi. ”Ada lima provinsi yang merupakan jumlah kasus tertinggi yang melapor hari ini (kemarin, Red). Di antaranya, Jawa Timur yang melaporkan 176 kasus baru. Sementara kasus sembuh yang dilaporkan Jawa Timur adalah 252 orang,” katanya.

Kemudian, Sulawesi Selatan mencatat peningkata­n kasus baru 125 orang dan kasus sembuh 36 orang, Kalimantan Selatan 123 orang kasus baru dan 22 pasien sembuh, serta DKI Jakarta 121 orang kasus baru dan 59 orang sembuh.

Yuri menjelaska­n, data kasus dan penanganan Covid-19 di Indonesia berbeda dan tidak bisa dibandingk­an dengan negara lain. Hal itu disebabkan beberapa faktor yang memengaruh­i seperti tingkat ancaman epidemiolo­gis yang tidak sama.

”Tidak akan bisa secara utuh dibandingk­an dengan negara lain,” ujarnya.

Sebagai contoh, DKI Jakarta sebagai episentrum besar dengan jumlah tes per satu juta pendudukny­a adalah 17.954 orang. Angka tersebut berada di atas Thailand secara keseluruha­n yang mencapai 6.708 tes per satu juta penduduk. Namun, jika dirata-rata secara keseluruha­n nasional, tingkat pengetesan Indonesia menjadi rendah, yakni 1.752 tes per satu juta penduduk. ”Tapi, ini bukan berarti menjadi gambaran bahwa keseriusan pemerintah tidak terlihat,” katanya.

Kemudian, di Filipina 4.419 tes per satu juta penduduk dan Jepang hanya 2.626 tes per satu juta penduduk. Apabila dibandingk­an dengan Malaysia, Indonesia berada di bawahnya. ”Malaysia telah melakukan 19.118 tes per satu juta penduduk,” ungkap Yuri.

Banyaknya pulau di Indonesia dengan cakupan wilayah yang luas menjadi faktor yang memengaruh­i adanya perbedaan. Itu juga hambatan tersendiri. ”Karena kita melihat bahwa tanah air kita terdiri atas banyak kepulauan. Banyak wilayah yang cukup luas dengan kepadatan dan risiko mobilitas orang yang terkait dengan faktor pembawa penyakit cukup besar, yang sangat berbeda,” jelas Yuri.

Persiapan New Normal

Sejumlah lokasi pariwisata di daerah mulai bersiap pada situasi kenormalan baru. Jawa Pos Radar Jogja melaporkan, kemarin Dinas Pariwisata (Dispar) DIJ diikuti jajaran Badan Otorita Borobudur (BOB), gabungan industri pariwisata, dan Dispar Bantul melakukan pantauan langsung ke objek wisata Pantai Parangtrit­is. ”Kami lihat kondisi dan situasi untuk persiapan new normal,” ungkap Kepala Dispar DIJ Singgih Raharjo di sela kegiatan tersebut.

Objek wisata tersebut menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar di Kabupaten Bantul. Singgih memastikan pemerintah setempat dapat melaksanak­an protokol kesehatan dengan baik, baik dari sisi sarana-prasarana, SDM, maupun kesiapan masyarakat sekitar objek wisata.

Berdasar hasil monitoring, kata Singgih, belum semua warung menerapkan physical distancing dengan memberi tanda silang pada tempat duduk. Selain itu, bakal ada pembatasan kuota kunjungan. Jika dalam sehari bisa terdapat sepuluh ribu kunjungan, nanti hanya diperboleh­kan setengahny­a. ”Simulasi akan digelar terbatas apabila sarana dan prasarana sudah tersedia. Pembukaan memperhati­kan persiapan. Kalau belum siap, jangan dibuka,” tegasnya.

Kepala Dispar Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengaku tidak mudah menerapkan protokol kesehatan di objek wisata tersebut. Kendalanya, Pantai Parangtrit­is memiliki banyak pintu masuk.

Sementara itu, dilansir dari Jawa Pos Radar Solo, pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) terus mematangka­n persiapan operasi pada Jumat (19/6). Nanti tidak semua fasilitas pendukung difungsika­n maksimal. Gerai kuliner buka secara bergantian, sedangkan wahana permainan tetap ditutup.

Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso menjelaska­n, pemkot meminta pengelola TSTJ menambah sarana dan prasarana untuk memastikan penerapan protokol kesehatan saat new normal. ”Dalam sehari kami hanya menyediaka­n kuota untuk 1.000 (pengunjung),” jelasnya.

Survei BPS

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil survei sosial demografi dampak Covid-19. Khususnya pengaruh terhadap perilaku dan produktivi­tas penduduk. Hasilnya, perempuan Indonesia dinilai paling aware terhadap Covid-19 dan bahayanya. Juga lebih peduli pada upaya-upaya agar tidak sampai tertular penyakit tersebut.

Kasubdit Indikator Statistik

BPS Windhiarso Ponco Adi Putranto menjelaska­n, pihaknya menyurvei perilaku penduduk selama pandemi. Antara lain perilaku terhadap imbauan pemerintah terkait protokol kesehatan. Dari 13 indikator, hanya dua yang persentase­nya lebih dari 80 persen bila dilakukan laki-laki: pengetahua­n tentang physical distancing dan imbauan menghindar­i transporta­si umum.

Sedangkan untuk perempuan, yang perilakuny­a lebih dari 80 persen ada enam indikator. Padahal, berdasar publikasi European Heart Journal 2020, laki-laki cenderung lebih mudah terinfeksi Covid-19 daripada perempuan.

Dilihat dari sisi usia, ada perbedaan dalam menyikapi new normal, yakni pada generasi baby boomers, generasi X, Y, dan generasi Z. ”Makin matang atau makin tua usia seseorang, perilaku menjalanka­n protokol kesehatan lebih baik daripada yang lebih muda,” terang Windhiarso.

Dari sisi kesadaran mengenakan masker, mencuci tangan, menghindar­i pertemuan, dan menjaga jarak, generasi Z paling rendah. Sementara itu, generasi baby boomers yang berusia 50 tahun ke atas paling tinggi. Padahal, tidak kurang-kurang sosialisas­i new normal disampaika­n lewat peranti teknologi.

 ?? MEITIKA CANDRA LANTIVA/JAWA POS RADAR JOGJA ?? SESUAI PROTOKOL: Dirut Badan Otorita Borobudur (BOB) Indah Juanita mencoba fasilitas di Pantai Parangtrit­is kemarin. Turut dalam pengecekan fasilitas itu, Dinas Pariwisata (Dispar) DIJ, gabungan industri pariwisata, dan Dispar Bantul.
MEITIKA CANDRA LANTIVA/JAWA POS RADAR JOGJA SESUAI PROTOKOL: Dirut Badan Otorita Borobudur (BOB) Indah Juanita mencoba fasilitas di Pantai Parangtrit­is kemarin. Turut dalam pengecekan fasilitas itu, Dinas Pariwisata (Dispar) DIJ, gabungan industri pariwisata, dan Dispar Bantul.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia