Jawa Pos

Soekarno, Seni, dan Pandemi

-

JUNI adalah bulannya Pancasila dan Soekarno. Presiden pertama Indonesia tersebut lahir 6 Juni 1901. Sementara itu, 1 Juni selalu diperingat­i sebagai Hari Lahir Pancasila.

Dan seperti pesan masyhur ”Jas Merah”, jangan sekalikali meninggalk­an sejarah, Museum Balai

Kirti menggelar pameran potretpotr­et Soekarno yang berkaitan dengan sejarah dan seni.

Pandemi Covid-19 membuat pameran foto tahun ini berbeda. Para pengunjung tak bisa lagi secara fisik datang ke Balai Kirti untuk melihat bagaimana pose, juga ekspresi, sosok yang dikenal sebagai salah satu orator terbaik Indonesia itu. Maka, jadilah Balai Kirti berpameran secara daring.

Pameran bertajuk Bung Karno Budaya/Seni itu digelar sepanjang Juni di akun Instagram @ balaikirti dan Facebook BalaiKirti (Museum Kepresiden­an RI). Di sana, para pengunjung bisa menyaksika­n potret-potret Bung

Karno yang berkaitan dengan seni dan sejarah Indonesia.

Hingga kemarin (13/6), sebanyak 38 karya sudah dipamerkan di dua akun tersebut. Foto-foto itu dibingkai. Juga diberi latar belakang warna. Di dalamnya dicantumka­n sumber serta keterangan tentang kisah singkat di balik foto tersebut. Juga perkiraan waktu pengambila­nnya. Demi memudahkan pengunjung internasio­nal, keterangan disajikan dalam dwibahasa. Indonesia dan Inggris. Pameran daring itu sudah berlangsun­g mulai 1 Juni dan berakhir pada 30 Juni mendatang.

”Kami akan menyajikan 30 dari ratusan foto yang menjadi koleksi berbagai lembaga,” ucap kurator pameran Mikke Susanto ketika dihubungi Jawa Pos. Menurut dia, salah satu tetenger penting dalam perjalanan seni Soekarno adalah ketika proklamato­r kelahiran Surabaya itu mengunjung­i Galeri Nasional Amerika Serikat pada Mei 1956. Sepulang dari kunjungan itulah,

Soekarno semakin giat mendalami penciptaan ruang kebudayaan untuk Indonesia.

Selain foto-foto Soekarno, ada 15 karya seni terpilih lainnya untuk melengkapi pameran foto. Salah satunya potret miniatur patung pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng yang ditandatan­gani langsung oleh Soekarno.

Mikke melanjutka­n, pameran foto itu memunculka­n tiga ”wajah’’ Soekarno di bidang seni. Pertama, Soekarno sebagai patron seni. Kedua, Soekarno dan karya seni. Tema kedua tersebut diberi judul Rileks Bersama Karya Seni. Lalu ketiga, Soekarno dan seniman. Bung Karno Budaya/Seni menjadi pilot project (proyek percontoha­n) Balai Kirti dalam mengembang­kan sebuah pameran virtual fotografi historis. Apalagi selama ini, foto-foto itu hanya ada di buku dan album foto para presiden Indonesia,” tutur Mikke.

Nah, selain pameran foto, Balai Kirti pun mengadakan beberapa diskusi daring. Lalu, ada juga kompetisi imaji digital tentang Soekarno.

 ?? INSTAGRAM BALAI KIRTI ?? PESAN BUNG: Karya perupa Galuh Tajimalela yang berjudul ”Ayo Boeng Pakai Masker” hadir di kanal medsos Balai Kirti dalam Pameran Visual Bung Karno Budaya/Seni. Pameran berlangsun­g 1-30 Juni 2020.
INSTAGRAM BALAI KIRTI PESAN BUNG: Karya perupa Galuh Tajimalela yang berjudul ”Ayo Boeng Pakai Masker” hadir di kanal medsos Balai Kirti dalam Pameran Visual Bung Karno Budaya/Seni. Pameran berlangsun­g 1-30 Juni 2020.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia