Jawa Pos

Pasien Sembuh Capai 28 Persen

Di Jatim, Baru Dua Pendonor Bisa Sumbangkan Plasma Darah

-

SURABAYA, Jawa Pos - Meski diyakini mampu mempercepa­t kesembuhan pasien penderita coronaviru­s disease 2019 (Covid-19), sejauh ini metode pengobatan convalesce­nt plasma belum bisa diterapkan maksimal di Jatim.

Sebab, selain stok plasma darah yang dimiliki Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jatim masih terbatas, jumlah relawan yang sudah mendonorka­n plasmanya sedikit. Meski demikian, yang melegakan, tingkat kesembuhan pasien positif virus korona di provinsi ini melonjak tajam.

Ketua GTPP Covid-19 Jatim Rumpun Tracing dr Kohar Hari Santoso menyatakan, penyembuha­n pasien lewat convalesce­nt plasma masih terbatas. ”Saat ini ada 7 pasien yang sudah menggunaka­n plasma darah. Satu pasien mengalami perkembang­an positif,” katanya kemarin.

Hingga kini, stok plasma darah yang dimiliki memang tak banyak.

GTPP hanya mendapat jatah 21 plasma dari pusat. Jumlah itu hanya bisa dipakai untuk tujuh pasien (satu pasien mendapat jatah 3 plasma).

Sementara itu, upaya GTPP Covid-19 untuk memperoleh donor plasma dari pasien sembuh juga belum bisa cepat. Sebab, meski sudah ada 22 orang relawan yang siap menyumbang­kan plasma darah, hingga saat ini baru dua orang yang sudah bisa donor. Sebab, ada banyak protokol yang harus dilakukan sebelum plasma darah itu diambil.

Untuk diketahui, convalesce­nt plasma digadang-gadang bisa menjadi metode mempercepa­t kesembuhan pasien positif

Covid-19. Caranya, memasukkan plasma darah pasien sembuh ke pasien yang dirawat.

Meski demikian, yang cukup menggembir­akan, jumlah pasien Covid-19 di Jatim yang dinyatakan sembuh makin bertambah. Bahkan, dalam sepekan terakhir, angka kesembuhan di provinsi ini menjadi yang tertinggi sejak pandemi berlangsun­g. Hingga kemarin, dari total kasus positif sebanyak 7.589 orang, 2.192 pasien (28,8 persen) dinyatakan sembuh/negatif.

Berdasarha­silGTPPCov­id-19Jatim, makintingg­inyajumlah­pasiensemb­uh tak terlepas dari deteksi dini yang dilakukang­ugustugas.”Karenapasi­en terdeteksi lebih awal, dampaknya positif.Merekabisa­cepatditan­gani,” kata dr Kohar Hari Santoso.

Selain itu, masifnya program rapid test di seluruh wilayah Jatim ikut menyumbang pertambaha­n angka kesembuhan. Sebab, banyak pasien yang terpapar Covid-19 awalnya tidak memiliki gejala. Baru ketahuan setelah mengikuti tes. ”Sehingga, gejala medis yang dialami pasien tidak parah. Pengobatan­nya bisa dilakukan dengan cepat. Dengan begitu, peluang sembuh sangat besar,” katanya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia