Jawa Pos

Siap Main di Jawa asal Protokol Dijalankan

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pelatih Persebaya Aji Santoso sempat waswas kalau Liga 1 2020 dipusatkan di Jawa. Alasannya, banyak daerah di Jawa yang saat ini berstatus zona merah Covid-19. Termasuk Surabaya yang merupakan home base Persebaya.

Jika dipaksakan, kesehatan pemain menjadi taruhan. ’’Kalau dipaksakan main di Jawa, terus jika ada pemain yang positif Covid-19 bagaimana? Apa sudah berpikir sampai sejauh itu?’’ kata pelatih 50 tahun tersebut saat dihubungi Jawa Pos. Jika menilik jumlah pasien yang terus meningkat, ketakutan Aji itu memang cukup masuk akal.

Meski demikian, pemain Green Force –julukan Persebaya– cukup tenang. Beberapa pemain malah mengaku siap kalau Liga 1 dipusatkan di Jawa. Tapi, tidak asal main. Harus disertai beberapa syarat. ’’Kalau memang mau dilanjutka­n (di Pulau Jawa), protokol kesehatan harus benar-benar dijalankan,’’ ujar bek Hansamu Yama kepada Jawa Pos.

Pemain 25 tahun itu menilai protokol kesehatan menjadi syarat mutlak. Dia mau bertanding di lapangan jika semuanya sehat. Mulai pemain, staf pelatih, tim ofisial, wasit, hingga suporter. Mau bermain di mana pun, jika semuanya dalam kondisi oke, pemain akan nyaman di lapangan. ’’Semua harus klir dan dalam kondisi sehat. Karena saat ini kesehatan lebih penting daripada sepak bola,’’ jelas mantan bek Barito Putera tersebut. Gelandang Rendi Irwan juga menerima kalau memang Liga 1 dipusatkan di Jawa. Sebagai pemain, dia pasti akan menaati aturan yang dibuat federasi. ’’Makanya, kalau dari saya mau nanti mainnya cuma di Jawa juga nggak ada masalah,’’ kata pemain 33 tahun itu kepada Jawa Pos. Hanya, sama dengan Hansamu, dia meminta pemain benar-benar dilindungi selama kompetisi. ’’Protokol kesehatan harus diterapkan dengan benar,’’ tegasnya. Sejauh ini, PSSI sudah membuat protokol kesehatan. Ada tujuh poin yang ditelurkan. Di antaranya, klub diwajibkan melakukan rapid test sekali dalam sepekan. Rendi berharap seluruh protokol kesehatan bisa menjadi solusi selama berkompeti­si di tengah pandemi. ’’Yang paling penting, pemain, manajemen, ofisial, dan semuanya selalu dalam kondisi sehat,’’ tambah mantan gelandang Persik Kediri tersebut.

Sampai sejauh ini, Green Force menjadi salah satu tim yang belum melakukan rapid test kepada pemain. Padahal, beberapa kub sudah menjalani hal tersebut. Tapi, manajemen Green Force pernah mengungkap­kan bahwa rapid test bukan opsi ideal untuk dilakukan. Sebab, rapid test tidak menjamin pemain bakal terbebas dari ancaman Covid-19.

Lagi pula, hampir seluruh pemain berada di kampung halaman masingmasi­ng. Hanya ada tiga penggawa yang bertahan di apartemen yang disediakan manajemen. Mereka adalah Oktafianus Fernando, Patrich Wanggai, dan Makan Konate. Pemain juga belum diwajibkan latihan online. Latihan online kali terakhir dilakukan pada 13 Mei lalu. Rendi berharap pandemi segera berakhir. ’’Kalau semuanya lancar, insya Allah kompetisi bisa dilanjutka­n,’’ harapnya.

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? TAK SABAR MERUMPUT LAGI: Rendi Irwan ingin protokol kesehatan diterapkan dengan optimal jika Liga 1 musim 2020 dilanjutka­n.
ANGGER BONDAN/JAWA POS TAK SABAR MERUMPUT LAGI: Rendi Irwan ingin protokol kesehatan diterapkan dengan optimal jika Liga 1 musim 2020 dilanjutka­n.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia