Flat Babat Jerawat Segera Terisi
SURABAYA, Jawa Pos − Pemkot batal menggunakan Flat Babat Jerawat sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. Karena itu, flat berkapasitas 100 unit tersebut segera diisi oleh warga yang sudah lama mengantre.
Dalam rapat laporan pertanggungjawaban (LPj), persoalan flat sempat disinggung. Penambahan unit flat tidak berbanding lurus dengan jumlah pengantre. ”Bangunnya tidak bisa banyak. Sedangkan yang antre tidak bisa distop,” ujar anggota Komisi A DPRD Surabaya Mochammad Machmud kemarin.
Pengantre flat lebih dari 7.000 keluarga. Jumlah tersebut berasal dari pendaftar reguler dan warga yang terdampak penataan atau penertiban bangunan liar.
Saat ini hampir semua flat sudah penuh. Tinggal Flat babat Jerawat yang 100 persen kosong. Karena itu, banyak yang menanti-nanti flat tersebut dioperasikan. Sebab, pembangunannya tuntas sejak akhir tahun lalu.
Masalahnya, pemkot sempat menyiapkan flat tersebut untuk ruang isolasi. Sejumlah saranaprasarana sudah dimasukkan ke gedug. Namun, dalam proses penyiapan gedung itu, terjadi penolakan dari warga Pondok Benowo Indah (PBI) yang bertetangga dengan flat tersebut. ”Nah, barang-barangnya ini harus segera dialihkan. Kalau dibiarkan berlamalama di sana juga untuk apa?” ujar politikus Demokrat itu.
Menurut dia, sudah tidak ada alasan lagi untuk meletakkan barang-barang tersebut. Konflik dengan warga sekitar yang telah mereda bisa memanas lagi. Sudah ada beberapa kali pembicaraan dengan warga sekitar. Namun, semua penjelasan pemkot selalu dimentahkan warga. ”Tidak mungkin mau karena banyak sarana-prasarana yang tidak siap,” jelasnya.