Jawa Pos

Ruang Isolasi Full, Nakes Kewalahan

RSIS Ahmad Yani Banyak Terima Pasien Rujukan

-

Ini ada sekitar 12 pasien positif Covid-19 di ruang isolasi tersebut. Sisanya adalah PDP yang masih dalam proses pengambila­n sampel swab maupun menunggu hasil

swab.”

DR SAMSUL ARIFIN MARS Dirut RSIS Ahmad Yani

SURABAYA, Jawa Pos ‒ Sepekan dibuka, yakni Jumat (5/6), tambahan kamar dan tempat tidur (TT) di ruang isolasi Rumah Sakit Islam Surabaya (RSIS) Ahmad Yani sudah dijejali pasien dalam perawatan (PDP) maupun positif Covid-19.

Hingga kemarin sore (13/6), tercatat tersisa dua bed di kamar yang belum bertekanan negatif. Sekadar informasi, tekanan negatif di ruang isolasi membantu meminimalk­an penularan virus. Sebab, udara di dalam kamar pasien tidak akan mengontami­nasi udara yang ada di luar ruangan. ’’Dari total 19 kamar dan 42 bed per sore hari ini, hanya sisa 2 bed. Untuk ruangan belum bertekanan negatif, kami belum bisa pasang alatnya karena masih ada pasien,’’ jelas Dirut RSIS Ahmad Yani dr Samsul Arifin MARS kemarin.

Samsul menjelaska­n, pihaknya sudah menyiapkan hepa filter tambahan untuk dipasang di ruang isolasi yang belum bertekanan negatif. Namun, hal itu harus tertunda karena pasien Covid-19 tidak mungkin dipindahka­n ke ruangan lain.

’’Ruangan harus kosong, baru bisa alatnya dipasang. Dipindah ke ruangan lain nggak mungkin, dirujuk apa lagi, tambah angel,’’ ungkapnya. ’’Ini ada sekitar 12 pasien positif Covid-19 di ruang isolasi tersebut. Sisanya adalah PDP yang masih dalam proses pengambila­n sampel swab maupun menunggu hasil swab,’’ lanjutnya.

PDP baru diizinkan pulang saat hasil swab-nya minimal dua kali negatif Covid-19. Sebelum itu, PDP mesti terus berada di ruang isolasi untuk dipantau perkembang­annya. Samsul mengatakan, mayoritas pasien di ruang isolasi merupakan pasien rujukan dari RS lain. Saat datang, kondisinya pun rata-rata cukup parah. ’’Banyak yang datang dalam kondisi gagal napas sampai tidak sadarkan diri dan segera butuh dipasang ventilator,’’ ungkapnya.

Samsul tidak memungkiri bahwa beban RS ikut bertambah seiring dengan kapasitas kamar dan bed yang bertambah di ruang isolasi. Salah satunya kebutuhan alat pelindung diri (APD) yang lebih cepat habis. Terutama masker N95 yang saat ini butuh pasokan atau bantuan lebih banyak. ’’Masker tersebut tidak hanya dibutuhkan para tim tenaga medis (nakes) di zona merah RS. Tetapi juga dibutuhkan nakes yang praktik di poli umum yang merupakan zona kuning RS,’’ paparnya.

Jumlah nakes terbatas. Samsul menjelaska­n, pihaknya menerjunka­n tidak kurang dari 5 dokter spesialis paru, 3 dokter penyakit dalam, dokter spesialis jantung, dan sejumlah perawat. ’’Namun tetap saja masih kewalahan dalam perjuangan menyembuhk­an para pasien. Demi memudahkan para nakes, dia pun menyediaka­n empat kamar di RS yang bisa dipakai untuk tempat tinggal sementara bagi para nakes,’’ paparnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia