Tambahrejo Percontohan Pasar Tangguh
Seluruh Pedagang Siap Patuhi Protokol Kesehatan
SURABAYA, Jawa Pos ‒ Dua pasar besar jadi proyek percontohan
(pilot project) penerapan program pasar tangguh di Kota Surabaya. Selain Pasar Genteng Baru, Pasar Tambahrejo di Kecamatan Simokerto ditata ulang untuk
physical distancing. Ada sanksi bagi pengunjung dan pedagang yang tidak mematuhi peraturan.
Pedagang dan pengunjung wajib mengikuti protokol kesehatan sejak di pintu masuk. Pembeli harus melewati bilik sterilisasi. Selain itu, ada alat pemeriksa suhu digital yang dilekatkan pada bilik untuk memudahkan pemantauan pengunjung.
Tidak hanya menyiapkan bilik sterilisiasi. Pemkot bersama PD Pasar Surya dan pedagang juga menata akses ke pedagang. Pengunjung yang keluar masuk wajib jaga jarak dan melewati jalur berbeda.
Sekretaris Paguyuban Pedagang Pasar Tambahrejo Mas’ud menjelaskan bahwa pedagang siap mematuhi seluruh protokol kesehatan. Mereka juga terlibat aktif dalam penataan. ’’Yang pasti, pedagang ikut dilibatkan dalam pembentukan satuan tugas (satgas),’’ katanya.
Ada empat satgas di pasar tangguh. Yakni, satgas pengamanan, satgas penataan, satgas woro-woro, dan satgas kebersihan. ’’Ada dua pedagang yang masuk menjadi anggota masing-masing satgas,’’ tambah Mas’ud.
Dia menambahkan bahwa pedagang tidak hanya diwajibkan memakai APD. Mereka juga harus memakai nampan dalam bertransaksi. Tujuannya, mencegah adanya sentuhan tangan antara pembeli dan penjual.
Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menjelaskan bahwa Pasar Tambahrejo jadi percontohan. Ke depan seluruh pusat perbelanjaan tradisional harus jadi pasar tangguh. Selain ada satgas, mereka harus menyusun protokol kesehatan.
’’Target kami ada 67 pasar milik PD Pasar Surya dan 105 pasar krempyeng yang dikelola kelompok masyarakat,’’ tutur Agus. Mantan Kabid Kebersihan DKRTH Kota Surabaya itu menjelaskan bahwa program pasar tangguh sudah disosialisasikan. Dia berharap ada kesadaran pedagang terhadap pentingnya mengikuti protokol.