Pangdam Pantau Kesiapan Bumi Shalawat
SIDOARJO, Jawa Pos - Mulai 24 Juni mendatang, aktivitas pembelajaran di Sekolah Progresif Bumi Shalawat dimulai. Diperkirakan, 2.600 santri dan santriwati datang dari pulang kampung. Untuk melihat upaya pondok pesantren (ponpes) menangkal persebaran korona, kemarin (13/6) Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah memantau kesiapan lembaga pendidikan tersebut.
Pukul 08.00, Widodo tiba di ponpes. Orang nomor satu di jajaran TNI-AD Jatim itu disambut Pimpinan Bumi Shalawat KH Agoes Ali Masyhuri. Selang setengah jam, keduanya lantas berjalan menelusuri ponpes. Mereka melihat kesiapan sekolah dalam menyambut kedatangan santri dan santriwati.
Terlihat ponpes menyediakan puluhan tempat cuci tangan. Tujuannya, pelajar sesering mungkin membersihkan tangan sebelum beraktivitas. Selanjutnya, mereka melihat kesiapan ruang belajar. Di setiap sudut, ponpes menyediakan hand sanitizer. ”Kesiapan ponpes luar biasa,” tuturnya.
Menurut Widodo, Ponpes Bumi Shalawat sudah siap menerima kedatangan santri dan santriwati. Seluruh protokol kesehatan dipenuhi. ”Sangat tepat sekali, ponpes ini menjadi salah satu percontohan penerapan protokol kesehatan,” ujarnya.
Gus Ali, sapaan KH Agoes Ali Masyhuri, menambahkan, sebelum masuk, siswa harus memenuhi persyaratan. Yakni, sehat. Nah, untuk memenuhi syarat tersebut, santriwati dan santri diminta melakukan isolasi mandiri di rumah. ”Kami terus memantau kesehatan siswa,” paparnya.
Pada 24 Juni nanti, seluruh pelajar tiba di sekolah. Mereka diwajibkan mengikuti rapid test. Pihak ponpes mengerahkan 20 dokter. Bagi yang dinyatakan reaktif, ponpes meminta santri dan santriwati itu kembali ke rumah. “Saya tidak mau mengambil risiko,” ucapnya.
Menurut dia, ponpes merupakan lembaga pendidikan. Peran sekolah memberikan ilmu. ”Jika pengobatan, itu peran rumah sakit. Sekolah ya sekolah,” tegasnya.