Peserta UTBKSBMPTN Menurun
Unesa Usul Ujian secara Online
SURABAYA, Jawa Pos ‒ Pendaftaran ujian tulis berbasis komputer (UTBK) dan seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) telah ditutup. Jumlah pendaftar di sejumlah kampus negeri di Surabaya rata-rata menurun, kecuali di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Kampus yang berpusat di Lidah Wetan tersebut memiliki 19.278 peserta dari total kuota 20.710 orang.
Artinya, kuota yang tersedia hampir penuh, yakni 93,95 persen. Jumlah tersebut sangat tinggi dibanding kampus-kampus yang menjadi pusat pelaksanaUTBKdiSurabaya.Misalnya, Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur.
Ketua Panitia Pusat UTBK Universitas Airlangga (Unair) Prof Junaidi Khotib mengatakan, saat ini jumlah peserta yang sudah mendaftar UTBK di Unair mencapai 12.899 orang dari total kursi yang disediakan untuk pendaftaran 21.150 orang. ’’Jumlahnya menurun dibanding tahun lalu,’’ katanya.
Junaidi menjelaskan, sebaran jumlah peserta UTBK di Unair tersebut dari Surabaya hanya mencapai 38,75 persen
Junaidi menambahkan, hingga kini lembaga tes masuk perguruan tinggi (LTMPT) masih membahas secara teknis pelaksanaan UTBK yang aman sesuai dengan kondisi di Surabaya dan Indonesia. ’’LTMPT masih menggodok teknis pelaksanaannya seperti apa agar mobilisasinya dapat terkendali dengan baik,’’ katanya.
Sebab, peserta dari luar Surabaya di Jawa Timur cukup banyak. Bahkan, ada peserta yang dari Papua.
Besarnya jumlah pendaftar yang tersebar dari beberapa daerah itu memunculkan kekhawatiran baru. Rektor Unesa Prof Dr Nurhasan MKes mengatakan, angka persebaran Covid-19 masih tinggi. ’’Karena itu, kami mengusulkan model lain dalam pelaksanaannya,’’ katanya saat dikonfirmasi kemarin (22/6).
Meski sudah menyiapkan sejumlah protokol, lanjut dia, pelaksanaan ujian di kampus tetap berisiko. Ada banyak kekhawatiran. Terutama keselamatan peserta. Karena itu, dibutuhkan model pelaksanaan UTBK yang lebih aman. Tidak dipusatkan di kampus.
Pertama, UTBK bisa diselenggarakan seperti ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Peserta tidak perlu mendatangi kampus. Mereka bisa melaksanakan ujian di sekolah daerahnya masingmasing. Kedua, UTBK berbasis online. ’’Idealnya ujian online. Tanpa risiko penularan,’’ katanya.
Nur menambahkan, pihaknya tidak ingin kampus menjadi klaster baru dalam persebaran Covid-19. Jangan sampai gara-gara pelaksanaan UTBK-SBMPTN ada klaster baru.