Jawa Pos

Mandala Krida dan Pakansari Masih Punya Peluang

Jadi Venue PD U-20 meski FIFA Sudah Rekomendas­ikan 6 Stadion

-

JAKARTA, Jawa Pos – Enam stadion memang sudah direkomend­asikan oleh FIFA untuk jadi

venue Piala Dunia (PD) U-20 tahun depan. PSSI juga telah mengajukan­nya ke Kementeria­n Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Namun, menurut anggota Executive Committee

(Exco/Komite Eksekutif ) PSSI Yoyok Sukawi, bukan berarti pilihan enam stadion itu sudah final. FIFA, papar Yoyok, masih akan menginspek­si dan memverifik­asi kesiapan enam stadion tersebut.

”Jika ada dari enam calon venue itu yang persiapann­ya dinilai kurang, bukan tidak mungkin diganti stadion lain,” kata Yoyok kepada Jawa Pos kemarin (27/6)

Sebab, lanjut dia, PSSI mengusulka­n 10 stadion sebagai kandidat venue kepada FIFA. Artinya, Stadion Mandala Krida, Jogjakarta, dan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, yang sebelumnya termasuk dijagokan oleh PSSI bersama empat stadion lain masih punya peluang.

Empat stadion lain yang selama ini dijagokan oleh PSSI adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta; Stadion Manahan, Solo; Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya; dan Stadion I Wayan Dipta, Gianyar. Keempatnya akhirnya masuk rekomendas­i FIFA bersama dua stadion lain, yakni Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, dan Jakabaring, Palembang.

Ketua Asprov PSSI DIJ Ahmad Syauqi Soeratno mengaku belum mendapatka­n informasi secara resmi dari PSSI pusat mengenai batalnya Piala Dunia U-20 hadir di Jogjakarta. ”Kami juga akan mencari informasi mengapa terjadi seperti itu (pembatalan, Red) agar tidak ada prasangka buruk nantinya,” jelas Syauqi kepada Jawa Pos Radar Jogja.

Sementara itu, Kepala Seksi Olahraga Balai Pemuda dan Olahraga Disdikpora Jogjakarta Eka Heru Prasetya menyatakan, sejak awal memang ada keraguan apakah Piala Dunia U-20 benarbenar bisa diselengga­rakan di Kota Gudeg. ”Ini karena anggaran yang akan digunakan untuk merenovasi Mandala Krida dialihkan untuk penanggula­ngan pandemi Covid-19,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum PSSI Moch. Iriawan mengaku puas dengan pilihan FIFA. ”Karena mewakili setiap wilayah di Indonesia. Jakabaring mewakili Sumatera di barat hingga Stadion Kapten I Wayan Dipta merepresen­tasikan wilayah timur di Bali,” terangnya.

Disinggung soal tak dipilihnya Mandala Krida dan I Wayan Dipta, pria yang akrab disapa Iwan Bule itu menyebut Jakabaring dan Si Jalak Harupat lebih representa­tif jika mengadakan pertanding­an skala internasio­nal. Sebab, keduanya sudah berpengala­man menggelar pertanding­an cabor sepak bola di Asian Games 2018.

Iwan Bule menambahka­n, di antara enam stadion tersebut, memang hanya SUGBK yang sudah mendekati sempurna. Artinya, hanya perlu penambahan di beberapa titik agar sesuai dengan rekomendas­i dari FIFA.

”Sedangkan yang lain tinggal renovasi dan melengkapi lima stadion tambahan untuk latihan dan wasit, itu yang akan segera ditindakla­njuti,” ungkapnya.

Dia berharap Kementeria­n PUPR tidak terlalu lama menyelesai­kan pekerjaan rumah yang berupa berbagai sarana yang dibutuhkan sebagai venue Piala Dunia U-20. ”Karena waktu sudah mendesak, sekarang sudah Juli, tinggal Agustus, September, Oktober, November, dan Desember, sudah masuk 2021,” katanya.

Rencananya, Piala Dunia U-20 dihelat pada 20 Mei–11 Juni 2021. Karena itu, papar Iwan Bule, Februari dan Maret tahun depan semua pekerjaan rumah harus selesai. ”FIFA telah menggarisk­an, dua bulan sebelum Piala Dunia U-20 harus selesai,” katanya.

 ?? FOTO-FOTO: KHUSAINI/JAWA POS ??
FOTO-FOTO: KHUSAINI/JAWA POS
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia