Tiga Kecamatan Dapat Perhatian Ekstra
Angka Kasus Positif Covid-19 di Tambaksari, Gubeng, dan Bubutan Tinggi
SURABAYA, Jawa Pos – Tiga kecamatan, yakni Tambaksari, Gubeng, dan Bubutan, mendapat perhatian ekstra dalam penanganan pandemi Covid-19 di Surabaya. Karena itu, para pengurus RW di tiga kecamatan tersebut diajak telekonferensi oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini selama satu setengah jam kemarin (27/6). Mereka diminta merayu warga agar mau menjalani isolasi untuk mencegah penularan.
Hingga Jumat (26/6), di Kecamatan Tambaksari ada 291 kasus terkonfirmasi positif dalam perawatan. Di Gubeng ada 171 kasus terkonfirmasi positif dalam perawatan. Sementara itu, di Bubutan ada 110 kasus positif dalam perawatan.
Dalam diskusi virtual itu, Risma mengapresiasi para pengurus RW tersebut. Sebab, mereka sudah ikut serta menjaga wilayah masing-masing untuk mengurangi potensi persebaran Covid-19. Terutama melalui Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Risma juga mengingatkan kembali protokol-protokol kesehatan. Mulai jaga jarak, pakai masker, hingga rajin cuci tangan
Sekarang kita harus jaga jarak aman 2 meter karena risikonya lebih kecil.”
TRI RISMAHARINI Wali Kota Surabaya
’’Kita harus jaga jarak aman. Wajib 2 meter sekarang karena risikonya lebih kecil,’’ ungkap Risma kemarin.
Memang, hal tersebut bisa jadi dianggap tidak sopan karena bicara berjauhan. Namun, dalam kondisi pandemi Covid-19, semua orang harus disiplin jaga jarak. Termasuk bicara dengan menggunakan masker yang sekarang menjadi kesopanan baru.
’’Dulu yang tak sopan sekarang jadi sopan. Harus dibalik-balik gitu. Yang dulu tak biasa menjadi biasa. Kita dulu ngomong dengan orang tertutup (masker, Red) itu kan tidak sopan,’’ tambah dia.
Secara khusus, Risma juga meminta para pengurus RW itu ikut serta dalam membantu merayu warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk menjalani isolasi. Mereka yang tak menunjukkan gejala akan diisolasi di asrama haji. Sementara itu, yang menunjukkan gejala seperti demam, panas, hingga sesak napas akan ditempatkan di rumah sakit. Salah satunya Rumah Sakit Husada Utama.
Dari hasil analisis, penularan lebih sering terjadi ke lingkungan keluarga. Apabila satu anggota keluarga kena, anggota keluarga lainnya bisa kena relatif cepat. ’’Nah, karena itu, yang kita lakukan adalah bagaimana bisa merayu warga yang positif supaya mau rawat inap. Supaya tidak menularkan ke keluarganya. Risikonya besar sekali,’’ ungkap dia.
Para camat dan lurah diminta pula untuk turun langsung mengedukasi warga. Sekarang sosialisasi tidak bisa hanya mengandalkan petugas puskesmas. Sebab, mereka sudah mendapat banyak tugas untuk tracing dan menangani tes swab.
Camat Tambaksari Ridwan Mubarun mengungkapkan bahwa yang paling sulit memang merayu warga yang terkonfirmasi positif. baya Febria Rachmanita mengungkapkan Apalagi jika mereka tak memiliki bahwa yang menjadi gejala. Mereka merasa sehat. Padahal, perhatian adalah wilayah kosada virus dalam tubuhnya. kosan. Sebab, potensi penularan
’’Yang membandel biasanya cukup besar. Selain itu, mobilitas sampai didatangi. Kami ya pakai penduduk di Kecamatan APD, tapi tidak sampai baju hazmat. Namun, jaga jarak 2 meter,’’ ujar Ridwan.
Dia mengakui potensi penularan Covid-19 di Tambaksari memang cukup tinggi. Sebab, banyak permukiman padat. Karena itu, jarak satu rumah dengan rumah lainnya bisa jadi tak sampai 1 meter. ’’Rumahnya saja ada yang tak physical distancing,’’ kata Ridwan.
Kepala Dinas Kesehatan Sura
Tambaksari, Gubeng, dan Bubutan cukup tinggi. Potensi mereka tertular di tempat lain pun cukup besar. Namun, hal tersebut bukannya tak bisa diatasi.
’’Manukan yang kawasan perkampungannya rapat juga bisa mengatasi dengan peran aktif warga. Tambaksari dan Gubeng ke depan perlu menguatkan kampung tangguh,’’ ungkapnya.