Tagihan Air Melonjak saat Pandemi
PDAM Klaim karena Pemakaian Tinggi
SURABAYA, Jawa Pos − Sejumlah pelanggan PDAM melayangkan protes karena tagihan air mereka semakin tinggi saat pandemi. Padahal,PDAMsempatmemberikan keringanan tarif bagi ratusan ribu pelanggan sejak April lalu.
Keluhan itu banyak disampaikan ke DPRD Surabaya. Wakil Ketua DPRD Surabaya A.H. Thony mengatakan, banyak warga yang mengadu bahwa tagihan PDAM naik selama pandemi. Padahal, mereka merasa tidak menggunakan air secara boros.
Menanggapi hal tersebut, Dirut PDAM Surya Sembada Mujiaman Sukirno menerangkan, mayoritas kenaikan tagihan disebabkan pemakaian air yang tinggi. Warga lebih banyak di rumah. Otomatis pemakaian semakin tinggi. Namun, ada faktor lain yang membuat kenaikan tinggi. ”Rumah saya sendiri naik sampai empat kali lipat karena kebocoran,” ujar Mujiaman kemarin.
Mujiaman juga tidak merasa menggunakan air secara berlebihan. Saat tagihan naik tidak wajar, pelanggan harus segera melaporkan kondisinya. Bisa jadi terdapat kebocoran di pipa rumah atau pelampung tandon yang mengakibatkan air mengucur terus- menerus.
Mujiaman juga mendapat laporan dari tetangganya di Dukuh Kupang. Tagihan airnya tiba-tiba naik. Padahal, rumah tersebut kosong alias tidak ditempati. ”Ternyata ada tukang buka keran. Tidak ditutup selama satu bulan,” kata alumnus Institut Teknologi
Sepuluh Nopember itu.
Sejumlah pelanggan merasa tarif PDAM naik. Mujiaman menegaskan bahwa tarif PDAM tidak berubah. Tetap mengacu pada Perwali Nomor 55 Tahun 2005. ”PDAM hanya boleh memungut tarif air sesuai peraturan yang berlaku. Berapa pun kelebihan pembayaran jika terbukti harus dikembalikan segera,” jelasnya.
Ada proses restitusi jika pelanggan merasa tarif yang dia bayarkan tidak sesuai dengan realitas. PDAM akan mengembalikan uang pelanggan jika terbukti ada kesalahan pencatatan.
Sementara itu, A.H. Thoni menilai PDAM perlu memaksimalkan layanan catat meter mandiri. Layanan tersebut sudah tersedia di iOS atau Android. Jika menggunakan aplikasi tersebut, pelanggan akan mengecek sendiri tagihan airnya setiap waktu. ”Jadi sama-sama tahu. Kalau dia boros, akan kelihatan sendiri,” ujar politikus Gerindra itu.
Sayangnya, masih banyak pelanggan PDAM yang belum memanfaatkan aplikasi tersebut. PDAM memiliki 570 ribu pelanggan. Yang sudah men-download aplikasi itu mencapai 186 ribu orang. Yang sudah registrasi sesuai nomor pelanggan 24 ribu pelanggan.
Thoni meminta agar PDAM lebih memaksimalkan aplikasi itu. Jika bisa, pelanggan wajib menggunakannya. Sebab, hal tersebut bisa menjadi normal baru dalam pelayanan dan pencatatan air PDAM.
Pencatatan tersebut juga bisa mengubah perilaku penggunaan air masyarakat. Jika masyarakat mengetahui volume air yang dipakai setiap bulan dan mengetahui tagihannya, upaya penghematan air akan dilakukan.
Selamainidatapencatatanairper bulan lebih banyak dilalukan petugas catat meter. Masyarakat hanya tahu besaran tagihan saat masa penagihan tiba.
Rumah saya sendiri naik sampai empat kali lipat karena kebocoran.”
MUJIAMAN SUKIRNO