Manfaatkan Lokapasar untuk Genjot Ekspor
Tapi Tetap Pedulikan Pasar Domestik
JAKARTA, Jawa Pos – Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) harus terus memperluas jangkauan pasar. Jika cara-cara konvensional masih terkendala pandemi Covid-19, pemerintah mengimbau mereka merambah lokapasar alias marketplace.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih meminta para pelaku IKM memaksimalkan lokapasar. Berbisnis secara dalam jaringan (daring) membuat peluang mereka lebih terbuka. Sebab, jika selama ini mereka hanya bisa mempraktikan skema B to C alias business-to-consumen, kini mereka bisa melakukan B to B atau business-to-business.
”Itu salah satu cara yang efektif untuk menembus ekspor,” ujarnya kemarin (29/6). Karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi kerja sama pelaku IKM dengan lokapasar global Alibaba. com. Itu berlaku, terutama untuk IKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman (mamin).
Menurut Gati, berdasar data dari Alibaba.com., banyak komoditas Indonesia yang berasal dari negara tetangga. Misalnya, Vietnam dan Thailand.
Pemerintah mendorong IKM mamin bermitra dengan Alibaba.com dalam program membership. Mereka bisa berperan sebagai supplier. Pemerintah akan mendukung mereka dalam proses on-boarding di platform Alibaba.com, akses untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, dan berbagai layanan yang bertujuan meningkatkan kapabilitas mereka.
’’Dengan menjadi supplier di Alibaba. com, para pelaku IKM akan dapat memahami permintaan kategori produk yang akan membantu menetapkan harga secara efektif dan mendapatkan buyer yang tepat,’’ ucapnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi UMKM Indonesia Ikhsan Ingratubun menuturkan bahwa sektor usaha pada skala mikro, kecil, dan menengah perlu diberi terobosan, bukan hanya insentif. Ikhsan menyebutkan, omzet UMKM turun sejak Februari. Itu bahkan bersambung ke Maret. ”Bahkan, ada yang sampai memberhentikan operasional dan merumahkan karyawan,” ungkapnya.
Karena itu, selain menggenjot ekspor, pemerintah perlu memperhatikan pasar domestik. Menurut Ikhsan, meningkatkan kualitas produk lokal sangat perlu. ”Harus ada kebijakan afirmatif dari pemerintah untuk mengutamakan produk lokal yang esensial,” tuturnya.
Di Jawa Timur (Jatim), pemerintah terus meningkatkan kesadaran para pelaku UMKM untuk mengklaim hak kekayaan intelektual (HKI) mereka. Ketua DPD Himpunan Pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Hipmikimdo) Jatim Bambang Wahyuono mengungkapkan bahwa yang mendaftarkan HKI baru 700 pelaku UMKM di Surabaya. Di luar Surabaya, jumlahnya jauh lebih kecil.
Menurut Bambang, pendaftaran HKI merek lebih banyak ketimbang HKI paten. Sektor yang banyak mengajukan hak merek tersebut adalah mamin dan restoran. ’’Dengan adanya kasus resto Geprek Bensu beberapa waktu lalu, saat ini pelaku UMKM pelan-pelan sudah mulai peduli bahwa HKI itu penting,’’ tegasnya. Tetapi, kesadaran tersebut harus terus dipupuk.