Jawa Pos

Kunjungan Wisman Naik Tipis

0,18 Persen

-

JAKARTA, Jawa Pos – Kunjungan wisatawan mancanegar­a (wisman) mencatatka­n kenaikan jumlah pada Mei lalu. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyant­o menyatakan bahwa angkanya lebih dari 163 ribu. Angka itu naik 3,1 persen dari jumlah kunjungan pada bulan sebelumnya yang berkisar 158,7 ribu.

’’Kalau kita lihat, angkanya naik tipis. Kenaikanny­a terjadi pada beberapa tempat,’’ ujarnya dalam konferensi pers virtual kemarin (1/7).

Jika diperinci, menurut dia, 70 persen dari total 163.600 wisman yang masuk ke Indonesia pada Mei lalu datang lewat jalur darat. Sementara itu, sebanyak 29,6 persen datang lewat jalur laut dan sekitar 0,3 persen melalui jalur udara. Meski naik tipis 3,1 persen secara

month-on-month (MoM), jika dilihat secara tahunan, jumlah kunjungan wisman pada Mei 2020 anjlok. Yakni, hingga 85,90 persen jika dibandingk­an dengan periode yang sama tahun lalu.

’’Wisman yang datang dengan transporta­si laut meningkat di Batam. Jika ditelusuri, kewarganeg­araannya berasal dari Malaysia,’’

tuturnya.

Suhariyant­o tidak memungkiri bahwa secara umum, jumlah kunjungan wisman berkurang akibat persebaran virus SARS-CoV-2.

’’Paling penting, bagaimana kita semua patuh terhadap protokol kesehatan yang sudah digariskan,’’ ucapnya. Turunnya arus kunjungan wisman memengaruh­i tingkat penghunian kamar (TPK) di beberapa wilayah. Pada Mei lalu, TPK nasional tercatat 14,45 persen.

Sementara itu, kunjungan wisman ke Jawa Timur (Jatim) pada Mei hanya tercatat 12 kali. ’’Itu juga bukan warga asing, melainkan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri dan kembali ke tanah air,’’ kata Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan.

Kunjungan wisman pada Mei turun 42,86 persen jika dibandingk­an dengan April 2020. Jika dibandingk­an dengan Mei tahun lalu, jumlah wisman yang datang ke Jatim anjlok 99,92 persen.

Menurut Dadang, pandemi sangat memengaruh­i kinerja industri pariwisata. Hal tersebut membuat pengelola tempat wisata harus benar-benar memperhati­kan protokol pencegahan Covid-19 jika ingin kembali berbisnis.

Sepinya demand itu turut menurunkan angka inflasi di bidang pariwisata. Dadang mengungkap­kan bahwa rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami deflasi sebesar 0,03 persen. Secara total, inflasi di Jatim tercatat 0,28 persen.

Secara nasional, BPS juga mencatat inflasi Juni lalu mencapai 0,18 persen. Menurut Suhariyant­o, pola pergerakan inflasi tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Sebab, biasanya, puncak inflasi terjadi pada Ramadan dan Lebaran.

’’Tahun ini berbeda karena pada Ramadan dan Idul Fitri masih pandemi. Sehingga inflasi tercatat flat. Baru naik lagi pada Juni 2020,’’ jelasnya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia