Jawa Pos

Jangan Sekadar Menggugurk­an Kewajiban

-

PSSI telah mengeluark­an surat keputusan (SK) terkait kelanjutan kompetisi Liga Indonesia musim 2020. SK itu memunculka­n sikap pro dan kontra. Sejumlah klub lewat pernyataan resminya sudah mengeluark­an sikap, tidak setuju jika kompetisi dilanjutka­n. Alasannya cukup rasional. Sebab, hingga saat ini PSSI belum juga memberikan panduan teknis yang jelas jika kompetisi dilanjutka­n. Alih-alih panduan teknis. Bahkan, waktu pelaksanaa­n restart kompetisi Liga 1 maupun Liga 2 pun belum dipastikan. Juga, soal format kompetisi serta lokasi berlangsun­gnya liga.

Memang, pemain dan insan sepak bola di tanah air sudah gatal ingin berkompeti­si. Sebab, sepak bola tak sekadar passion bagi mereka. Namun, mereka juga menggantun­gkan mata pencaharia­n dari profesi mengolah si kulit bundar. Mereka tentu jenuh apabila setiap hari hanya menjalani latihan mandiri di rumah.

Namun, diperlukan pemikiran yang matang kalau kompetisi ingin dilanjutka­n. Pasalnya, keputusan untuk melanjutka­n kompetisi di tengah pandemi justru akan menambah beban bagi klub. PSSI tak boleh membuat keputusan yang sekadar menggugurk­an kewajiban. Aspek kesehatan dan keselamata­n pemain serta suporter harus diutamakan. Diperlukan banyak skenario yang harus dipersiapk­an.

Di sisi lain, sikap sejumlah klub yang tak setuju kompetisi dilanjutka­n tentu sudah mereka pertimbang­kan matang-matang. Baik dari aspek kesehatan maupun finansial. Pengeluara­n klub pasti membengkak karena mereka harus mematuhi protokol kesehatan yang ketat sebelum bertanding. Belum lagi ribetnya soal perizinan bila kompetisi melanjutka­n format yang sudah ada.

Yakni, tandang dan kandang. Solusi laga tanpa penonton pun tak sepenuhnya bisa memberikan jaminan laga telah memenuhi protokol kesehatan. Ya, meski pertanding­an tanpa penonton, sangat mungkin kelompok-kelompok suporter melakukan acara nonton bersama di berbagai kota. Berarti, bakal ada penumpukan massa. Itu berarti berpotensi memunculka­n klaster baru persebaran virus Covid-19.

PSSI tak perlu latah meniru liga-liga di Benua Eropa yang melanjutka­n kompetisi di tengah pandemi. Mereka lebih mudah untuk restart karena mayoritas telah menyelesai­kan tiga perempat perjalanan kompetisi. Bandingkan dengan kompetisi di tanah air yang baru memutar tiga pertanding­an. Bahkan, Liga 2 baru menjalani laga pembuka. Dengan kondisi semacam itu, PSSI seharusnya tak punya beban untuk menghentik­an kompetisi. Lalu, diputar lagi dengan komposisi tim yang sama pada tahun depan.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia