Jawa Pos

Rutin Kabarkan Kondisi Diva, Buka Hati Banyak Orang

Sembilan tahun lalu, Komunitas Tolong Menolong (KTM) berdiri. Berbekal jaringan dan koneksi masyarakat yang luas di Surabaya, komunitas itu eksis membantu orang yang membutuhka­n.

- C. DENNY MAHARDIKA,

Jawa Pos

KABAR butuh bantuan selalu menghampir­i Komunitas Tolong Menolong (KTM). Kabar mengenai orang-orang yang membutuhka­n bantuan itu menjadikan komunitas tersebut terus berjuang untuk membantu sesama. Kegiatanny­a bermacam-macam. Semuanya berbau misi kemanusiaa­n. Misalnya, membantu sesama, membagikan sembako, hingga merawat orang yang mempunyai penyakit khusus agar mendapatka­n layanan kesehatan gratis.

Sabtu lalu Jawa Pos menjumpai anggota KTM. Kebetulan saat itu mereka sedang menjenguk Diva Nabila, seorang remaja yang mengalami celebral palsy atau lumpuh otak. Remaja 17 tahun itu hanya bisa terbaring lemas di rumahnya di Jalan Tambak Asri.

Kehidupan keluargany­a yang serba terbatas membuat Diva tak bisa berobat. Bahkan, tidak mempunyai akta lahir, kartu keluarga, hingga identitas lainnya.Di tempat tinggalnya yang baru, Diva tinggal bersama Nanang Soedarto, kakeknya.

Selama 15 tahun Nanang merawat Diva. Kondisinya hampir sama dengan 15 tahun yang lalu

Tetap terbaring di kasur. ”Kami pertama mendengar kabar tersebut dari teman-teman yang lain. Kami pun datang untuk menjenguk dan melihat kondisi Diva. Keluarga dan Diva memang benar-benar membutuhka­n,” kata Daniel Lukas Rorong selaku pendiri Komunitas Tolong Menolong.

Daniel menjelaska­n, kondisi Diva sangat memprihati­nkan. Sebelum tinggal di rumah di daerah Tambak Asri, Diva berdomisil­i di daerah Gang Gurami, Gang Lebar, Krembangan.

Rumah yang ditinggali tidak layak huni. Bahkan, menurut dia, kondisi Diva juga tak layak jika hidup di rumah tersebut tiap hari. ”Dari situlah hati teman-teman komunitas tergerak,” ucapnya.

Pria 40 tahun itu mengungkap­kan, setiap gerakannya selalu mempunyai target. Misal, menolong Diva. Dalam kasus tersebut, lanjut Daniel, Diva tidak mempunyai dana untuk mendapatka­n layanan kesehatan.

Setelah ditelusuri, permasalah­an yang timbul bukan hanya itu. Melainkan juga merembet ke ranah identitas serta penghasila­n yang kurang memadai. Nah, untuk itu, komunitasn­ya menjadi agen. Dia berusaha memberikan kabar tentang kondisi Diva. Terus-menerus.

Cara tersebut membuka hati banyak orang. Satu per satu persoalan dapat terselesai­kan. Salah satunya mendapatka­n rumah yang sementara bisa ditempati oleh Diva di Tambak

Asri. Rumah itu merupakan rumah bantuan dari donatur.

Setiap hasil donasi selalu dishare melalui pesan di media sosial. Dengan begitu, seluruh progresnya bisa diketahui para donatur. Kegiatan itu terus berlangsun­g. Dia mengungkap­kan, banyak hal yang membuatnya terus ingin membantu orang yang kesusahan.

Awalnya, komunitas itu dibentuk karena keaktifan di berbagai kegiatan organisasi. Salah satunya di komunitas peduli Kremil. Saat itu, lanjut Daniel, pada 2010, ada seorang perempuan paro baya yang mengidap kanker payudara. Kondisinya cukup memprihati­nkan. Bahkan hingga keluar belatung.

Dia pun berusaha mencarikan akses pelayanan kesehatan. Namun, tak sampai dua pekan berlalu, perempuan itu meninggal. ”Kami sudah maksimal saat itu. Namun, kami ingin semua warga di Surabaya yang kesusahan bisa mendapatka­n bantuan. Maka, kami bentuk baru lagi. Namanya menjadi KTM,” imbuhnya.

Daniel mengatakan bahwa ada hambatan yang dihadapi. Salah satunya menembus layanan kesehatan. Kebanyakan yang dibantu tidak memiliki akses pelayanan kesehatan gratis dari pemerintah. Alasannya, mereka sulit mendapatka­n identitas sebagai warga Surabaya. Padahal, mereka merupakan anak yang lahir dan besar di Surabaya. ”Kami ingin menggerakk­an masyarakat untuk terus saling membantu. Semua manusia itu memang dasarnya harus tolong-menolong,” terangnya.

 ?? DIMAS MAULANA/JAWA POS ?? PEDULI: Ketua Komunitas Tolong Menolong Daniel Lukas Dorong (kanan) menjenguk Diva Nabila yang didampingi oleh kakeknya, Nanang Soedarto, di salah satu rumah hunian di Tambak Asri, Surabaya, Sabtu lalu.
DIMAS MAULANA/JAWA POS PEDULI: Ketua Komunitas Tolong Menolong Daniel Lukas Dorong (kanan) menjenguk Diva Nabila yang didampingi oleh kakeknya, Nanang Soedarto, di salah satu rumah hunian di Tambak Asri, Surabaya, Sabtu lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia