Baru Tiga Warga Donorkan Plasma Konvalesen
SURABAYA, Jawa Pos ‒ Belum banyak pendonor plasma konvalesen. Berdasar data Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Surabaya baru tiga warga yang sembuh dari Covid-19 melakukan donor plasma konvalesen.
Dua di antaranya donor plasma Selasa (30/6). Satu pendonor lainnya sudah menjalani donor plasma beberapa hari lalu. Donor plasma tersebut penting untuk proses terapi pasien Covid-19 yang saat ini dirawat di rumah sakit.
Salah seorang pendonor plasma adalah Trisno, 46. Dia awalnya dinyatakan positif pada 14 April lalu. Kemudian, dia dinyatakan sembuh setelah melakukan swab test dua kali pada 20 Mei. Selama positif, Trisno memilih isolasi mandiri di rumah.
Saya memang tidak mau dirawat di rumah sakit. Saya isolasi mandiri diawasi langsung oleh dokter puskesmas, ucapnya. Setelah menjalani isolasi lebih dari sebulan, dia dinyatakan sehat.
Trisno mengungkapkan, dirinya mau ikut donor plasma karena ingin membantu pasien Covid-19. Terutama yang sudah tua-tua dan memiliki komplikasi penyakit. Ini yang bisa saya lakukan. Ya donor ini, ucapnya.
Kepala UTD PMI Kota Sudabaya dr Budi Arifah mengatakan, layanan donor plasma tersebut merupakan inisiatif PMI. Khususnya untuk mempersiapkan stok plasma konvalesen yang dibutuhkan rumah sakit. Kebutuhan plasma di RS masih tinggi, sedangkan ketersediaan plasma terbatas. Dengan ini kami lakukan persiapan, ucapnya.
Untuk mempermudah mendapatkan donor, Budi bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya. Khususnya mengenai data pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh. Kami menghubungi pasien sembuh itu, ucapnya. Saat ini ada sekitar 100 data pasien yang sembuh dan diterima PMI Surabaya. Mereka nanti dihubungi satu per satu. Jika bersedia, akan dilakukan skrining awal sebelum plasma diambil.
Untuk plasma konvalesen, ada beberapa kriteria khusus. Semua tidak bisa donor. Syarat tersebut salah satunya pendonor adalah laki-laki. Berusia minimal 17 tahun hingga 60 tahun. Berat minimal pendonor 55 kilogram. UTD PMI Surabaya tidak merekomendasikan pendonor perempuan dan pernah melahirkan karena berisiko.
Selain data dari dinkes, Budi berharap ada inisiatif warga yang sudah dinyatakan sembuh untuk mendonorkan plasma ke PMI. Dengan begitu, makin banyak stok yang disediakan PMI dan bisa membantu pasien Covid-19 yang sedang dirawat.