Jawa Pos

Pulang, tapi Proses Hukum Masih Jalan

Sastrawan Felix Nesi yang Dilaporkan Pastoran SMK Bitauni

-

KEFAMENANU, Jawa Pos – Felix Nesi sudah kembali ke rumah kemarin siang setelah semalaman ditahan di kantor polisi. Tapi, proses hukum sastrawan 32 tahun itu belum selesai. ’’Saya sampai rumah sekitar pukul 14.00 tadi (kemarin, 4/7). Sebelumnya, saya tanda tangan BAP (berita acara pemeriksaa­n) sendirian,’’ kata penulis novel Orang-Orang Oetimu itu ketika dihubungi Jawa Pos tadi malam. ’’Laporannya belum dicabut,’’ terang Herman Efrianto Tanouf, teman Felix dari

Komunitas Leko, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Karena itu, hari ini pun Felix masih akan menjalani proses hukum.

Pemenang sayembara Dewan Kesenian Jakarta 2018 itu mengaku mendapat pendamping­an hukum dari saudara. Sejak pulang ke rumah sampai tadi malam, ada saja yang menemuinya untuk memberikan dukungan.

Felix diamankan pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), pada Jumat malam (3/7). Dia dibawa dari kediamanny­a yang terletak di Kelurahan Bitauni, Kecamatan Insana.

Felix diamankan polisi atas laporan dari komunitas Pastoran SMK Bitauni, Paroki Kiupukan, Keuskupan Atambua. Dia dilaporkan karena merusak kaca jendela dan kursi pastoran.

Dalam Orang-Orang Oetimu, Felix mengkritik rohaniwan yang dengan santainya menutupi kelakuan tidak baik temannya, sesama rohaniwan. Nah, dalam kehidupan nyata pun, penulis 32 tahun tersebut tidak tahan melihat ketidakber­esan yang disembunyi­kan para pastor. Apalagi, lokasi yang digunakan untuk menyimpan kebusukan itu hanya berjarak 700 meter dari tempat tinggalnya.

Bertanya, menegur, dan memberikan masukan secara lisan sudah dia lakukan. Dia berharap pastor kepala tidak begitu saja menerima seorang pastor yang pernah bermasalah semata-mata karena ada surat rekomendas­i dari keuskupan. Apalagi, pastor yang dia identifika­si sebagai Pastor A itu bermasalah dengan perempuan di tempat tugas sebelumnya, Tukuneno.

Sayang, mediasi tidak berjalan lancar. Masukan Felix dianggap angin lalu. Kekesalann­ya memuncak pada Jumat (3/7). Dia memecahkan kaca jendela Pastoran SMK Bitauni, Insana, NTT. ’’Delapan jendela. Hancur semua,’’ ungkap Felix dalam pesan pendek yang dikirimkan ke Jawa Pos kemarin dini hari (4/7).

Kalimat itu dia kirimkan dari Polsek Insana. ’’Sekitar pukul 21.00 saya dijemput, lantas dibawa,’’ ujarnya.

Kapolsek Insana Iptu Ketut Suta ketika dikonfirma­si Timor Express melalui telepon seluler kemarin membenarka­n adanya laporan polisi dari komunitas Pastoran SMK Bitauni dengan terlapor Felix Nesi.

Begitu diunggah di akun Facebook pribadi Felix, respons langsung datang dari berbagai pihak. Beberapa menyayangk­an aksinya yang dianggap emosional, beberapa mengkritik­nya, tapi sebagian besar mendukungn­ya. Termasuk cerpenis Sunlie Thomas Alexander dan novelis Okky Madasari.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia