Atur Waktu Tatap Muka dan Belajar Daring
MESKI belum ada keputusan resmi dimulainya kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka di sekolah, tidak sedikit sekolah telah mempersiapkan diri untuk menyambut aktivitas sekolah pada masa pandemi Covid-19. SMP Muhammadiyah 9 Surabaya, misalnya.
Mekanisme pembelajaran sudah disusun dan siap diterapkan sekolah di Jalan Jojoran, Kecamatan Gubeng, tersebut. Kepala SMP Muhammadiyah 9 Imam Sapari menyatakan bahwa salah satu mekanisme pembelajaran pada masa tatanan baru adalah pengaturan waktu masuk sekolah
Pihaknya memilih untuk menggilir hari masuk setiap kelas. Misalnya, lanjut Imam, Senin hanya siswa kelas VII yang masuk. Kemudian, hari berikutnya hanya siswa kelas VIII. ’’Kami atur begitu seterusnya hingga merata dalam sepekan,’’ ujar Imam kemarin (4/7).
Bukanhanyaitu,Imammenuturkan bahwa ada pula penyesuaian durasi belajar di sekolah. Sebelumnya, siswa belajar di sekolah pada pukul 06.30–15.30. Pada masa tatanan baru, mereka hanya belajar dua jam di sekolah. Mulai pukul 06.30 sampai pukul 08.30. Setelah itu, siswa diwajibkan langsung pulang. Tidak boleh ada lagi aktivitas tambahan di sekolah.
Selain durasi belajar, kapasitas kelas pun ikut dipangkas hingga separo dari jumlah sebelum pandemi. Tujuannya, memberikan ruang yang lebih luas dan menjaga jarak satu sama lain.
Pada masa tatanan baru, para siswa dan guru juga wajib membawa perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan protokol kesehatan. Misalnya, face shield dan sarung tangan. Setiap sore ada disinfeksi. Seluruh ruangan di sekolah disemprot disinfektan.
Sekolah dengan 220 siswa itu melakukan langkah pencegahan sejak pandemi berlangsung. Artinya, kapan pun pembelajaran tatapmukadiputuskanberlangsung, Imam menegaskan bahwa pihaknya sudah siap. Menurut dia, dari jejak pendapat orang tua siswa, banyak wali murid yang meminta kegiatan tatap muka bisa segera dimulai. Mereka menilai siswa SMP sudah bisa memahami penerapan protokol kesehatan. ’’Jadi, memang lebih mudah mengontrol jika dibandingkan dengan TK atau SD,’’ katanya.
Sementara itu, selama siswa menjalani home learning pada masa pandemi, Metta School tetap menjalankanprosesbelajar-mengajar (PBM). Pemberian materi hingga pengumpulan tugas (pekerjaan rumah) memanfaatkan platform e-learning atau daring. Di platform e-learning, para guru bisa memantau siswa telah membaca materi yang diberikan dan jam siswa mengumpulkan tugas. Semua terkontrol dengan baik.
PR Metta School Dinda Nata Melia menuturkan, sebetulnya sistem e-learning berlangsung sejak lima tahun lalu sebelum adanya pandemi. Menurut dia, platform e-learning kini menjadi basic tahap pembelajaran. Tim IT sekolah berkolaborasi dengan guru melakukan ToT. ’’Materi pembelajaran berupa worksheet, video pembelajaran, media sosial, hingga konferensi tatap muka diterapkan,’’ jelasnya saat ditemui Jawa Pos pada Jumat (3/7).(sam/gal/c14/ady)