Jawa Pos

Whisnu Sakti Klarifikas­i soal Rekom

Armuji Mundur dari Pencalonan

-

SURABAYA, Jawa Pos – Kontrovers­i rekomendas­i DPP PDIP soal cawali Surabaya berakhir. Wawali Surabaya Whisnu Sakti Buana akhirnya buka suara menjawab rekomendas­i yang disebut-sebut sudah pasti jatuh ke tangannya.

’’Sampai sejauh ini, belum ada keputusan resmi dari partai. Nanti diumumkan resmi dan itulah yang menjadi patokan,’’ kata mantan ketua DPC PDIP Surabaya tersebut. Sejauh ini rekomendas­i partai berlambang banteng moncong putih tersebut dikabarkan tinggal terpusat pada dua nama. Yakni, Whisnu Sakti Buana atau Kepala Bappeko Eri Cahyadi. Belum ada yang bisa memastikan rekomendas­i resmi bakal jatuh kepada siapa. Selain itu, Whisnu meminta kader partai tidak terpecah.

’’Jangan gaduh dulu. Belum ada yang ditunjuk secara resmi dalam rekom siapa yang akan diusung,’’ ujarnya. Selain itu, Whisnu menyatakan tegak lurus mengamanka­n rekomendas­i tersebut, tidak peduli siapa pun yang bakal ditunjuk.

’’Jangan terpecah. Sebab, itulah yang diharapkan rival-rival politik. Tetap solid,’’ tegasnya. ’’Saya juga memastikan akan tunduk dan patuh pada keputusan DPP dan ketua umum. Siapa pun itu,’’ tegas mantan ketua DPRD Surabaya tersebut.

Senada dengan Whisnu, Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijon­o menyatakan bahwa pihaknya belum secara resmi menerima rekomendas­i DPP PDIP mengenai siapa yang bakal menjadi cawali. Sejauh ini instruksi dari DPP masih terkait dengan kegiatan bakti sosial (baksos) dan penguatan internal dalam rangka menyambut pilwali Desember mendatang.

Politikus yang akrab disapa Awi itu memastikan kader banteng sudah sangat siap menghadapi pilwali tahun ini. Seluruh mesin politik di level akar rumput sudah sangat solid dan militan. ’’Kami teruji selama 20 tahun terakhir dan tahun ini tetap sama tegak lurus menjalanka­n perintah DPP serta siap memenangka­n siapa pun calon yang direkomend­asikan nanti,’’ tegasnya.

Sementara itu, bakal calon wakil wali kota (bacawawali) yang mendaftar di PDIP berkurang satu. Anggota DPRD Jatim Armuji yang tercatat sebagai salah seorang kandidat memutuskan untuk mundur dari pencalonan. Meski begitu, politikus senior PDIP itu tetap berkomitme­n membantu pemenangan partainya.

Keputusan tersebut diumumkan kemarin siang (4/7). Armuji mengungkap­kan tiga alasannya memilih untuk menarik diri dari bursa pemilihan wali kota (pilwali). Salah satunya, dia ingin berkonsent­rasi membantu masyarakat yang mengalami kesulitan selama pandemi Covid-19 ini. ’’Masih banyak warga yang butuh bantuan. Khususnya di Surabaya ini. Melihat situasi politik sebagai kader PDIP, kami mengedepan­kan asas kemanusiaa­n,’’ ujarnya.

Bagi Armuji, jabatan bukan segalanya. Yang paling penting adalah PDIP tetap bisa melayani masyarakat yang membutuhka­n. ’’Sebagai kader partai, kami tetap tunduk dan siap menjalanka­n instruksi dari Ketua Umum Ibu Hj Megawati Soekarnopu­tri,’’ tuturnya.

Karena itu, dia tetap berkomitme­n memenangka­n siapa pun kandidat yang bakal direkomend­asikan pusat. Keputusan pengundura­n diri itu sudah disampaika­n secara tertulis kepada pengurus DPC PDIP Surabaya dan ditembuska­n ke pengurus DPD PDIP Jatim.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? TIDAK JADI: Armuji (kiri) ketika memberikan keterangan pers setelah mundur dari pencalonan bacawawali.
FRIZAL/JAWA POS TIDAK JADI: Armuji (kiri) ketika memberikan keterangan pers setelah mundur dari pencalonan bacawawali.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia