Edukasi Anak-Anak untuk Pengentasan Zona Merah
Boneka Tangan Sosialisasikan Cuci Tangan hingga Cegah Kejahatan Seksual
SURABAYA, Jawa Pos – Kawasan Kalibokor Kencana (Kabocan) dinyatakan sebagai salah satu daerah zona merah. Bukan karena Covid-19, melainkan rawan kejahatan terhadap anak. Upaya untuk mengentaskan daerah itu dari zona merah terus dilakukan. Salah satunya, edukasi yang diberikan ke anak-anak kemarin (4/7).
Sebanyak 15 anak berkumpul di salah satu gang Kabocan. Anakanak itu terlihat senang saat Kak Haris dan boneka tangan Ayis menghibur mereka. Kegiatan tersebut berlangsung di Taman Baca Kabocan. Agenda hari itu adalah menyosialisasikan cara cuci tangan yang benar saat masa pandemi sekaligus memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang konsep protokol kesehatan.
Selain edukasi tentang Covid-19, mereka diberi pengetahuan soal menghindari kejahatan seksual. Misalnya, menghindar jika ada orang yang hendak memegang bagian tertentu. Selain itu, jika ada orang yang tidak dikenal mengajak, anak-anak harus menolak dan meminta tolong ke orang yang dikenal di dekatnya. Meski, anak-anak diiming-imingi makanan atau uang.
Selama masa pandemi, kegiatan itu merupakan yang pertama setelah vakum selama dua bulan. ’’Kami merasa kasihan pada anakanak jika tidak diberi kegiatan alternatif,” tutur pendiri Taman Baca Kabocan Inggit Wulan.
Selama kegiatan, protokol kesehatan menjadi aturan yang wajib dipatuhi. Misalnya, jaga jarak dan menggunakan masker. Inggit mengatakan, aktivitas itu sekaligus memberikan perhatian lebih ke anak-anak. Jangan sampai kejadian pelecehan seksual terhadap anak terulang. ’’Saya juga memiliki anak, jangan sampai anak saya maupun tetangga di sini mengalami hal yang pernah terjadi di kampung ini,” ujarnya.
Lurah Pucang Sewu Kenny Pieter Tupamahu menyambut baik kegiatan yang diadakan warganya itu. Apalagi, kawasan tersebut berstatus zona merah. ’’Bahkan, daerah ini juga menjadi atensi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini karena pernah ada kejadian pelecehan seksual terhadap anak,” paparnya.
Tentu penyampaiannya dikemas dengan cara berbeda. Misalnya, menggambar, bermain, dan halhal yang bisa membuat mereka senang. Pihaknya juga menyisipkan sosialisasi cuci tangan dan masker. Dalam kegiatan tersebut, semua elemen selalu dilibatkan. Termasuk polisi dan anggota TNI. ’’Hasilnya pun bagus, anak-anak bisa lebih waspada,” tuturnya.