Hasil Rapid Test Tinggi di 26 Puskesmas
SIDOARJO, Jawa Pos – Sebanyak 26 puskesmas di Kota Delta diberi kuota 300 alat rapid test untuk tiap-tiap puskesmas. Pelaksanaannya berlangsung sejak Selasa (30/6) hingga Jumat lalu (3/7). Berdasar data terakhir kemarin, tercatat ada 129 laki-laki dan 156 perempuan reaktif dari 6.542 warga yang mengikuti uji tes.
Kepala Dinas Kesehatan drg Syaf Satriawarman mengungkapkan, masyarakat tidak panik bila hasil rapid test reaktif. Sebab, bukan berarti orang tersebut positif Covid-19. Penentuannya perlu pemeriksaan lanjutan.
Syaf menambahkan, seseorang yang reaktif tidak perlu langsung diuji usab. Bisa menunggu seminggu atau 10 hari. Apabila selama rentang waktu itu tidak ada gejala Covid-19, tidak diperlukan swab test. ”Mereka yang reaktif diminta isolasi mandiri,” katanya.
Sementara itu, rapid test terus digelar. Besok (6/7) sampai lusa (7/7), dinkes menunjuk delapan puskesmas untuk melanjutkan pemeriksaan cepat. Yakni, Puskesmas Taman, Sedati, Medaeng,
Tarik, Waru, Candi, Sidoarjo, dan Gedangan. Kali ini sasarannya adalah calon mahasiswa baru. Itu dilakukan sebagai syarat untuk mendaftar ke universitas swasta atau negeri. ’’Kuotanya 200 alat tes di setiap puskesmas,” ujarnya.
Kepala Puskesmas Taman dr Erwin Berthaningrum menyebutkan, syarat uji cepat adalah KTP atau surat domisili dan surat keterangan yang menunjukkan calon mahasiswa. Karena hanya delapan puskesmas, pelayanan tidak terbatas pada mahasiswa sekitar lokasi fasilitas kesehatan itu saja. ”Misalnya di sini kita melayani juga yang dari barat seperti dari Trosobo,” ujarnya.
Bagi santri, pemkab juga siap memfasilitasi rapid test. Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin menyatakan, pondok pesantren bisa mengajukannya. Dengan begitu, saat santri masuk, mereka benar-benar sehat. Pengasuh maupun pengurus ponpes pun boleh ikut. Bahkan, santri asal Sidoarjo yang akan berangkat mondok ke luar daerah juga boleh meminta rapid test secara gratis.