Persaingan Tidak Lebih Ringan
OLIMPIADE Tokyo 2020 tidak akan terasa sama lagi. Sebab, sang sosok legendaris, Lin Dan, tidak akan turut serta. Seandainya ikut, event tersebut menjadi partisipasi kelima buat Lin. Pada Olimpiadenya yang terakhir di Rio de Janeiro, Brasil, empat tahun lalu, dia terhenti di semifinal.
Pelatih tunggal putra pelatnas Indonesia Hendri Saputra menyayangkan keputusan Lin mengakhiri karir. Tapi, dia juga berpendapat, memang ini waktu terbaik buat Lin untuk pensiun. ’’Semua ada waktunya masing-masing. Mungkin Lin pikir dengan kondisi ini (fisik menurut, sering cedera, Red) lebih baik pensiun,’’ papar
Hendri saat dihubungi kemarin.
Dengan pensiunnya Lin, Hendri tidak melihat persaingan tunggal putra ke depan lebih mudah. Dalam catatan pertemuan, Lin memang sangat merepotkan dua andalan Merah Putih, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Lin unggul head-to-head 3-2 atas Anthony dan 4-3 atas Jonatan.
Namun, saat ini yang ditakuti dari tim pria Tiongkok memang bukan lagi Super Dan. Melainkan dua penerusnya, Chen Long dan Shi Yu Qi. Juga anak muda Lu Guang Zu. Pada pengujung karirnya, peringkat Lin telah merosot di posisi ke-19 dunia. Di turnamen terakhir, All England 2020, dia hanya mencapai 16 besar.
’Pengaruhnyanggakterlaluterasa padakamiya.Itumenurutsaya.Memang dia (Lin) performanya sudah tidak seperti dulu lagi. Itu wajar,’’ kata Hendri. ’’Persaingan tunggal putra juga tidak terlalu berubah banyak. Karena lawan saat ini merata. Pemain dalam 10 besar itu sudah level tinggi semua,’’ lanjut dia.
Namun, Hendri menyebutkan bahwa Lin merupakan pemain yang sangat, sangat, sangat bagus. Deretan gelar, baik di turnamen BWF maupun saat membela Tiongkok, adalah bukti tak terbantahkan. ’’Tidak banyak yang bisa mempertahankan emas Olimpiade di dua edisi berturutturut,’’ tegasnya.