Jawa Pos

Orientasi Siswa Baru secara Daring

Sekolah Sudah Siapkan Protokol Kesehatan

-

SURABAYA, Jawa Pos – Orientasi peserta didik baru tidak diperkenan­kan untuk dilakukan secara langsung. Tetapi, harus secara daring atau online. Pengenalan pada lingkungan sekolah bisa melalui video profil sekolah yang dibagikan kepada siswa.

Alasan utamanya adalah pandemi Covid-19 yang belum tuntas.

Kemarin siang, ada koordinasi antara sekolah dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya. Salah satu pembahasan yang mengemuka adalah soal pembelajar­an siswa. Termasuk pula orientasi siswa baru.

”Belajarnya pakai daring atau online,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Supomo saat dikonfirma­si kemarin (7/7). Termasuk

pula terkait dengan orientasi siswa baru di jenjang SD dan SMP. ”Semuanya online,” tegasnya.

Sejak Maret atau empat bulan lalu, belajar-mengajar di Surabaya dilakukan secara daring atau online. Siswa tak diperkenan­kan ke sekolah. Guru memandu dan memberikan pelajaran untuk siswa melalui daring dengan berbagai platform telekonfer­ensi J

Koordinato­r Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD swasta Surabaya Achmad Zaini Ilyas mengungkap­kan, kemarin pagi memang ada koordinasi dengan dispendik terkait tahun ajaran baru yang akan dimulai pada 13 Juli. Meski begitu, siswa tidak bisa masuk sekolah terlebih dahulu. Lantaran pandemi Covid-19 di Surabaya masih perlu penanganan ekstra.

”Pengenalan sekolah bagi siswa baru juga lewat daring. Melalui orang tuanya. Karena kami belum pernah bertemu dengan wali murid kelas I,” jelas Zaini kemarin.

Dia mengungkap­kan, memang perlu penyampaia­n tersendiri dengan para orang tua murid baru tersebut. Jalinan komunikasi antara orang tua dan wali kelas atau sekolah bisa berjalan dengan baik. ”Sekolah bisa membuat video tentang sekolah yang akan dimasuki siswa baru. Semacam video profil sekolah,” tambah Zaini.

Pihak sekolah sebenarnya sudah menyiapkan protokol kesehatan untuk masuk ke sekolah. Misalnya, masker bahkan dicetak khusus sesuai dengan identitas sekolah. Ada pula face shield yang sudah diberi label nama sekolah. Juga tempat cuci tangan yang diperbanya­k agar siswa mudah menjangkau cuci tangan tersebut. ”Kami bagikan kepada masingmasi­ng siswa. Namun, melihat situasi seperti ini, kami tetap ikhtiar maksimal,” jelas kepala SD Al Islam Surabaya tersebut.

Sementara itu, Koordinato­r Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Surabaya Erwin Darmogo mengungkap­kan, pihaknya belum diajak ngomong secara spesifik soal orientasi siswa baru. Tetapi, melihat kondisi pandemi Covid-19 yang belum terkendali, sangat mungkin juga anjuran atau kebijakan serupa. ”Kalau SD tidak boleh, mestinya SMP juga akan berlaku hal yang sama,” kata Erwin.

Pihak sekolah pun tak ingin menjadi masalah bila kelak ada kejadian yang tak diinginkan. Misalnya, ada peserta didik yang tertular Covid-19 di sekolah. ”Sementara ini kan Surabaya belum zona hijau. Ya meskipun orientasi siswa itu sebentar, tapi kami tak berani tanggung risiko,” urai Erwin.

Namun, langkah nyatanya akan menunggu anjuran resmi dari dispendik. Tentu, dispendik bakal berkoordin­asi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya. ”Kalau orientasi nanti bisa lewat telekonfer­ensi. Bisa juga nanti dibuat streaming sehingga nanti orang tua bisa melihat,” ujar dia.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia