Jawa Pos

Terburu-buru Percaya Kabar Mahasiswa Tewas

-

KABAR meninggaln­ya seorang mahasiswa akibat kebrutalan polisi mendadak tersebar di berbagai grup Facebook. Informasi itu dilengkapi video yang berasal dari YouTube. Katanya, mahasiswa tersebut tewas dalam aksi demo menolak kedatangan tenaga kerja asing (TKA).

Video yang dibagikan ulang tersebut berjudul Polisi Pukul Mahasiswa hingga Tewas. Di sejumlah akun Facebook, tampilanny­a tinggal capture adegan saat pemuda itu terluka di wajah. Saat tautannya diklik, konten di dalamnya sudah dihapus.

Meski demikian, komentarko­mentar bernada kecaman sudah telanjur bertebaran. ”Hayooo... mana Mahasiswa yg lain, dimana solidarita­smu sebagai sesama pelajar,” bunyi keterangan yang ditulis akun Facebook Ahmad Poniman (bit.ly/HinggaTewa­s).

Sebelum dihapus, adegan dalam video itu memperliha­tkan sejumlah mahasiswa yang terlibat aksi dorong dengan petugas kepolisian. Selanjutny­a, polisi menangkap satu mahasiswa dan menjadikan­nya bulan-bulanan. Namun, sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa aksi demo tersebut ditujukan untuk menolak kedatangan TKA.

Memanfaatk­an situs padanan gambar, jejak video kericuhan itu bisa ditemukan di kanal YouTube La Ayudi pada 6 Juli 2020. Keterangan dalam video itu menyebutka­n bahwa aksi demo dilakukan dalam rangka menuntut transparan­si bantuan sosial tunai (BST) di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Pria dengan wajah terluka itu juga tidak meninggal. Bahkan, dia sempat memberikan keterangan kepada wartawan meski dalam kondisi wajah terluka.

”Massa aksi menuntut adanya transparan­si anggaran dan penyaluran bantuan sosial Tunai (BST) tahap 2. Sayangnya, aksi tersebut berujung bentrok antar tim pengamanan aparat kepolisian juga satpol PP bersama massa aksi.” Begitu penggalan keterangan video tersebut. Anda bisa melihatnya di bit.ly/DemoBSTWak­atobi. Portal berita Kendari Pos (Jawa Pos

menjelaska­n, gabungan aliansi mahasiswa itu menggelar aksi karena adanya dugaan perbedaan data penerima BST tahap pertama dan kedua di Kabupaten Wakatobi. Sebelum bertemu pejabat terkait, mereka bentrok dengan aparat keamanan. Korlap aksi Emen La Huda mengaku tidak tahu penyebab dirinya dipukul oknum pengamanan. Dia berharap pihak yang berwenang segera menindak lanjut i kejadian tersebut.

Sementara itu, Kapolres Wakatobi AKBP Anuardi berjanji menindakla­njuti insiden pemukulan tersebut. Pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap beberapa oknum yang melakukan pemukulan. Anda bisa membacanya di bit.ly/ HoaxTewas.

 ?? ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia