Kekurangan Tenaga Pendidik, Kaji Rekrutmen PPPK
JAKARTA, Jawa Pos – Merujuk data Badan Kepegawaian Negara (BKN), tahun ini diperkirakan ada 87.333 PNS yang pensiun. Yang paling banyak adalah guru, yakni 38.611 orang. Disusul tenaga administrasi 26.911 orang, pegawai struktural 13.735 orang, tenaga teknis 5.530 orang, tenaga medis 1.537 orang, dan dosen 1.009 orang.
Lantas, bagaimana jika tahun ini tidak ada rekrutmen CPNS? Menurut Kepala BKN Bima Haria Wibisana, pemaksimalan teknologi informasi (TI) untuk layanan publik menjadi salah satu antisipasi pemerintah. Sistem kerja dari rumah yang berjalan selama tiga bulan telah memaksa instansi melakukan berbagai inovasi radikal dalam sistem pelayanan publiknya. Dengan inovasi tersebut, kualitas pelayanan publik diyakini terjaga meski petugas lebih sedikit.
Soal kebutuhan tenaga pendidik, kata Bima, hal itu masih dibahas
Kemen PAN-RB, Kemendikbud, dan BKN. Dikaji pula rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). ”Tapi, ini belum selesai (dibahas, Red),” ucapnya.
Kepala Humas BKN Paryono menambahkan, PNS tenaga pendidik dan kesehatan yang pensiun diharapkan bisa ditutupi dengan pengangkatan mereka yang sudah lolos PPPK. Hingga saat ini pengangkatan PPPK tertunda lantaran menunggu harmonisasi perpres tentang gaji.
Sementara itu, meski tes CPNS baru dibuka tahun depan, kementerian/ lembaga sudah mulai menginventarisasi kebutuhan pegawai. Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan dampak Covid-19 dan PNS yang pensiun. ”Kalau masih memadai kinerjanya, kan tidak perlu penambahan PNS baru. Dengan sistem TI, tidak diperlukan pegawai yang banyak,” tutur Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo kemarin.