Jangan Tunda Daftar ke SDN Terdekat
Dispendik Akan Lakukan Penyesuaian soal Pagu Tak Penuh
SURABAYA, Jawa Pos ‒ Lokasi sekolah menjadi salah satu penyebab belum terpenuhinya pagu. Dinas pendidikan (dispendik) berencana mengatur sekolah-sekolah yang minim murid agar tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah pusat.
Misalnya, yang diberikan kemarin, jumlah pagu kosong SD negeri se-Surabaya cukup besar. Yakni, 3.543 bangku. Jumlah tersebut tersebar di beberapa sekolah yang lokasinya di luar permukiman padat dan jarang usia anak SD.
Salah satunya di SDN Margorejo I. Hingga kemarin, jumlah siswa yang mendaftardisekolahtersebutmencapai 76siswadarikuotapagu96siswa.’Masih kurang20anak,’ ucapKepalaSDNMargorejo I Sri Kis Untari kemarin (8/7).
Dia tidak mengetahui secara pasti penyebab pagu sekolahnya yang belum terisi penuh. Kis memprediksi kondisi tersebut terjadi karena lokasinya di samping jalan besar. Jadi, jangkauan penduduknya mungkin tidak banyak. Lokasi SDN Margorejo I memang berada di tepi frontage road (FR) Timur Ahmad Yani.
Tidak terlalu jauh di sekolah tersebut, ada dua SDN negeri. Lokasinya memang lebih strategis karena berada di tengah permukiman padat.
Hingga kemarin, Kis masih menyiagakan guru sebagai panitia PPDB yang bakal menampung wali murid datang ke sekolah mendaftarkan putra putrinya. ’’Kami siap menerima sesuai kuota tersedia,’’ ucapnya.
KabidSekolahDasarDispendikSurabaya Aries Hilmi menjabarkan, jumlah pagu SDnegeriyangkosongtahuninimemang banyak. Sekolah yang pagunya masih kosong tersebut rata-rata memang berada di kawasan perumahan lama. Yang anak usia SD-nya sudah tidak ada.
’’Rata-rata SD yang penuh berada di kawasan utara Surabaya yang penduduknya memang padat,’’ paparnya.
Terkait dengan kondisi tersebut, dispendik bakal melakukan penyesuaian. Misalnya, soal pemecahan pagu jika ada yang jumlahnya 50 siswa. Maka, kelasnya akan dibagi menjadi dua secara merata. Jadi, tiap kelas terdapat 25 siswa. ’’Ini karena ada batasan satu rombel siswa minimal harus 20 orang,’’ ucapnya.
Namun, jika jumlah pagu yang kosong masih banyak, bisa jadi jumlah rombelnya dikurangi. Sementara itu, guru di sekolah tersebut bisa jadi dipindah ke SDN lain yang membutuhkan guru agar pembelajaran bisa maksimal.
Di sisi lain, pemerhati pendidikan Surabaya Juli Purnomo menilai banyaknya sekolah yang masih sepi peminat itu bisa jadi bukan soal lokasi. Melainkan bisa jadi masih ada masyarakat yang belum tahu bahwa masih terdapat pagu yang tersisa. ’’Makanya harus dipastikan dulu,’’ ucapnya. ’’Jangan sampai ada siswa di sekitar sekolah yang belum dapat sekolah. Apalagi, warga tersebut berasal dari kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),’’ lanjutnya.