Jelang UTBK Tahap II, Gugah Kesadaran Rapid Test Peserta
SURABAYA, Jawa Pos – Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS) sudah tuntas menjadi mitra ITS dalam penyelenggaraan ujian tulis berbasis komputer (UTBK) tahap I sejak Rabu (8/7). Dalam pelaksanaan selama empat hari tersebut, hal yang jadi evaluasi adalah soal persyaratan rapid test bagi setiap peserta.
Salah satu koordinator panitia internal UTBK ITTS Rizqa Amelia Zunaidi mengatakan, pada tahap I itu, pihaknya mencatat masih ada beberapa peserta UTBK yang datang ke kampus tanpa membawa hasil rapid test. Ada pula yang membawa hasil rapid test tetapi reaktif. ’’Akhirnya mereka nggak boleh masuk dan ikut ujian. Harus karantina mandiri dulu dan menjadwalkan ulang ujian di hari yang lain,’’ ungkapnya kepada Jawa Pos kemarin (12/7).
Menurut Rizqa, hal itu terjadi karena kebijakan hasil rapid test sebagai salah satu persyaratan wajib mengikuti UTBK diumumkan dalam waktu yang sangat mepet. Sehingga ada beberapa peserta yang tidak mengetahui informasi tersebut dengan jelas. Hal itu membuat
ITTS berupaya membangkitkan awareness atau kesadaran peserta UTBK yang nanti berjuang pada gelombang II.
’’Kebijakan rapid test di gelombang I itu kan dadakan banget. Kalau sekarang menuju gelombang II masih ada jeda karena baru dimulai tanggal 20 Juli. Jadi, akan kami gencarkan sosialisasi terutama lewat medsos setiap hari mengenai kewajiban rapid test itu. Supaya jangan sampai ada kejadian peserta nggak boleh masuk ruang ujian lagi seperti pada saat tahap I kemarin,’’ paparnya.
Rizqa mengatakan, surat hasil rapid nonreaktif itu merupakan syarat mutlak yang tidak boleh dilupakan. Sebab, tanpa itu, peserta akan langsung tertolak sejak skrining awal oleh petugas di pintu masuk kampus. Menurut dia, hal semacam itu bisa merugikan si peserta sendiri. ’’Hari terakhir pelaksanaan UTBK, kami mencatat setidaknya ada dua peserta yang membawa hasil rapid test reaktif. Itu menandakan bahwa kebijakan surat rapid test untuk UTBK kurang tersosialisasi dengan baik,’’ imbuh alumnus ITB tersebut.
Rizqa mengungkapkan, pada gelombang II yang berlangsung selama enam hari nanti, disediakan rapid test gratis selama empat hari. Namun, rapid test gratis itu hanya khusus untuk peserta UTBK jalur kartu Indonesia pintar (KIP) kuliah dari luar kota. Dengan kuota 25 orang per hari. Selain itu, secara teknis direncanakan berlangsung sama seperti gelombang I. Setiap hari ada 60 peserta yang dipecah dalam dua sesi. Setiap peserta wajib mengenakan masker, face shield, dan sarung tangan.
Pihaknya juga menyiapkan laboratorium yang diisi separo dari kapasitas normal. Di depan setiap laboratorium atau ruang ujian itu, ada ruang tunggu khusus untuk peserta. Panitia juga menyiapkan alat pelindung diri (APD) cadangan untuk para peserta. ’’Barangkali ada sarung tangan peserta yang sobek, kami ada persediaan. Karena bahan lateks itu kan memang rentan sobek. Soal pengawasan ujiannya aman, error-nya cuma pada server nasional, yang kami nggak bisa berbuat banyak,’’ pungkasnya.