Uji Cepat Dadakan dan Percepat Tracing
Cara Kelurahan Ploso Berubah dari Zona Merah Menjadi Hijau
SURABAYA, Jawa Pos – Kelurahan Ploso menjadi salah satu wilayah yang kini berubah dari zona merah ke hijau. Hal itu tidak terlepas dari penelusuran kontak erat dan rapid test yang dilakukan secara cepat. Kini jumlah kasus positif di wilayah itu turun drastis.
Lurah Ploso Bambang Pontjo Mulyanto mengatakan, di wilayahnya dalam satu titik pernah ada hingga 12 orang yang terpapar Covid-19. Kini mereka sudah sembuh dan tidak ada penularan lagi.
Saat ini di Kelurahan Ploso tinggal 12 orang yang statusnya masih menjalani isolasi mandiri di rumah. Pada saat zona merah, tercatat sampai 103 warga yang terpapar virus korona baru. Dua di antaranya meninggal.
Bambang mengatakan, salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah penelusuran kontak erat. Misalnya, siapa yang dalam satu rumah berpotensi untuk terapapar. ”Dimulai dari keluarganya dulu,” katanya.
Setelah itu, rapid test bersama puskesmas. Mulai dari rumah warga yang terpapar, kemudian berlanjut di tetangga sekelilingnya. ”Tidak berhenti di situ, dilakukan lagi penelusuran. Ada tidak kemungkinan warga yang dicek tadi kontak dengan orang di tempat lain,” ujarnya.
Cara tersebut dinilai lebih efektif daripada harus melakukan rapid test di keseluruhan titik. Potensi penularan di tempat lain juga bisa dicegah.
Bambang memiliki trik untuk memastikan warganya bisa mengikuti uji cepat dengan tertib. Rapid test selalu dilaksanakan dadakan tanpa woro-woro kepada warga. ”Jadi, kami koordinasi dengan puskesmas. Kemudian, perangkat kami beri tahu, namun tidak perlu menyiapkan apa pun dan memberi kabar apa pun,” katanya.
Cara itu bertujuan untuk menghindari terulangnya kejadian yang sudah-sudah. Misalnya, warga yang kabur lebih dulu karena takut ikut tes cepat. Waktunya pun dipilih sore saat mereka yang bekerja sudah pulang. Perangkat kelurahaan dan petugas puskesmas juga mendatangi satu per satu rumah. Tujuannya, mengajak langsung dan memastikan mereka mau ikut. ”Kalau tidak diyakinkan dan diberi pemahaman seperti itu, warga pasti raguragu,” ujarnya.
Bambang menyebutkan, kini pihaknya lebih banyak menekankan protokol kesehatan di masyarakat. Misalnya, kemarin pihaknya bersama Satpol PP dan Koramil Tambaksari melakukan operasi masker di kawasan Jalan
Dukuh Setro. Hasilnya, ada lima orang yang terjaring tidak menggunakan pelindung hidung dan mulut itu. ”Kami tidak hanya mengimbau, tapi juga ada sanksi yang diberikan,” katanya.
Warga yang ketahuan tidak patuh protokol kesehatan dihukum push-up. Kemudian, mereka diberi masker gratis. ”Beberapa yang terjaring sengaja tidak bawa. Kami akan lakukan terus patroli seperti ini,” ujarnya.
Sementara itu, penegakan protokol kesehatan juga dilakukan di Kelurahan Medokan Ayu, Rungkut. Tiga pilar kelurahan melakukan razia di 15 RW. Ketua Kelurahan Siaga Bencana Medokan Ayu Mikhael Markus menuturkan, razia sudah dilakukan selama empat hari. Dalam pemeriksaan itu, pihaknya menjaring banyak pelanggar yang tidak memakai masker. ”Hari ini (kemarin) ada 25 orang yang terjaring. Kamu sita KTP-nya,” ucapnya. Tiga hari sebelumnya, ada 27 pelanggar yang KTP-nya ditahan. Total ada 52 pelanggar.