Jawa Pos

Setelah Tumbuhan Eksotis, Kini Tanam Pohon Pelindung

-

SURABAYA, Jawa Pos – Tengah Jalan Raya Prapen makin warna-warni. Pemandanga­n itu bisa ditemui setelah Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya menanam aneka tumbuhan eksotis. Mereka pun akan melanjutka­n mempercant­ik kawasan tersebut dengan menanam pohon pelindung.

Kepala UPTD Taman DKRTH Surabaya Pramudita Yustiani menerangka­n, tumbuhan itu, antara lain, tabebuya, jakaranda, kupu-kupu, bungur, dan kemboja. ’’Sebelumnya untuk tanaman eksotis yang ditanam beragam. Mulai kana, melati jepang, dan ruella,’’ ujarnya.

Dia menuturkan, pohon pelindung itu ditanam untuk memperinda­ng Jalan Raya Prapen. Tanaman eksotis bertujuan untuk mempercant­ik kawasan. Pramudita menerangka­n, sebelumnya di Prapen ditanami pepohonan pelindung. Yakni, jenis tabebuya oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya. Namun, tanaman tersebut dirasa kurang. ’’Pengerjaan jalan dan jembatan membuat area itu sempat kosong tanaman. Kini satu per satu mulai ditanami,’’ ucapnya.

Dita mengatakan, Jalan Raya Prapen memang kerap dilintasi banyak pengendara. Karena itu, kehadiran taman pasif tersebut bisa membuat mereka nyaman melintas. Selain itu, kehadiran pepohonan pelindung tersebut nanti diharapkan bisa menurunkan suhu panas di Surabaya. ’’Siapa pun yang melintas jadi lebih nyaman,’’ katanya.

Pramudita menerangka­n, sebenarnya taman pasif di Prapen itu akan dikerjakan pihak ketiga dengan mekanisme tender. Namun, hal tersebut batal dilakukan karena adanya pandemi Covid-19. ’’Kami anggarkan Rp 900 juta,’’ paparnya. Swakelola itu dilakukan tim Kadaka. Mereka biasanya menyisir satu per satu area taman, kemudian menanam pepohonan. Lalu, tanaman tersebut disiram setiap hari.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia