Jawa Pos

Adopsi Anak Terbuang Terpaksa Terhenti

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Anak-anak telantar harus bersabar menunggu calon orang tua angkat (cota). Tidak ada adopsi selama pandemi. Mendekat pun tidak bisa.

Selama 2020, belum ada pelepasan anak kepada keluarga baru mereka. Hingga kemarin (17/7) ada lebih dari 40 anak terbuang yang dirawat Unit Pelayanan Teknis Perlindung­an dan Pelayanan Sosial Anak Balita (UPT PPSAB) Sidoarjo. Padahal, sebelumnya, pelepasan anak asuh kepada cota berlangsun­g dua kali dalam setahun. Jumlah anak yang diserahkan mencapai belasan.

”Tahun ini rencananya dilakukan (penyerahan) sekali akhir tahun,” kata Kepala UPT PPSAB Dwi Antini Sunarsih. Sebenarnya, ada 12 anak yang sudah memiliki cota dan siap diserahkan kepada orang tua baru mereka. Yang masih kecil hingga usia taman kanak-kanak.

Jumlah tersebut bisa bertambah jika anak lain berjodoh dengan cota. Sebab, masih ada anak yang belum memiliki calon orang tua. Terutama anak yang baru ditelantar­kan dan diserahkan ke PPSAB.

Di masa pandemi ini PPSAB belum mengizinka­n orang luar bertemu anakanak. Hal itu dilakukan demi melindungi anak dari paparan virus korona. ’’Kalau ada cota yang telanjur datang dari luar kota, mereka hanya bisa melihat dari luar,’’ ucap Dwi. Tidak diperkenan­kan bertemu calon anak asuh. Bahkan, PPSAB juga menerapkan prosedur pencegahan penularan Covid-19 secara ketat.

Salah satunya, menjemur anak-anak setiap pagi di halaman. Bahkan, ada sebuah dipan yang dibawa ke halaman untuk meletakkan bayi-bayi yang masih berumur di bawah enam bulan. Sementara itu, anak-anak yang lebih besar dibiarkan berolahrag­a dan beraktivit­as fisik untuk menjaga kebugaran. Bersepeda hingga bermain bola.

Anak bernama Geral Dayka Yafka sangat senang sesi bermain di halaman. Dia bersama anak-anak lain aktif berlarian. Sesekali dia menggoda bayi yang ada di boks. ’’Senang bisa mainmain,’’ katanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia