Janji Lunasi Gaji pada 24 Juli
Sudah Tiga Kali Janji Tak Ditepati
SLEMAN, Jawa Pos – Kondisi keuangan PSS Sleman sepertinya benar-benar ’’sekarat’’ dihajar badai pandemi korona. Buktinya, mereka sangat sulit memenuhi kewajiban.
Manajemen PSS menunggak gaji pemain dan karyawan selama dua bulan. Manajemen sempat berjanji akan melunasi tunggakan itu pekan ini. Sayang, janji tersebut ternyata tidak bisa ditepati. ’’Ini sudah tiga kali manajemen janji melunasi gaji dan selalu meleset,’’ kata sumber internal Jawa Pos yang enggan disebut namanya.
Awalnya, janji itu dilontarkan akhir Juni lalu. Ketika itu, manajemen berjanji melunasi gaji Mei dan Juni pada awal Juli. Setelah sepekan ditunggu, janji itu meleset. Manajemen kemudian meminta waktu satu pekan lagi. Tapi, janji tidak ditepati lagi.
Setelah itu, manajemen lagi-lagi meminta waktu satu pekan untuk pelunasan gaji. Yakni, sampai Jumat lalu (17/7). Tapi, sampai berita ini ditulis, belum ada pelunasan yang dilakukan. Akhirnya, karena selalu tak bisa menepati janji, Jumat malam manajemen PSS membuat permintaan maaf secara tertulis. Permintaan maaf itu berupa surat edaran dalam format PDF.
Surat tersebut dikirim kepada karyawan, pelatih, dan pemain. ’’Ada dua poin yang disampaikan. Pertama, manajemen meminta maaf karena terlambat membayar gaji,’’ jelas sumber tersebut. Nah, poin kedua berisi soal janji manajemen melunasi tunggakan gaji. ’’Dalam surat itu ditulis kalau gaji akan dilunasi paling lambat pada 24 Juli nanti,’’ tambah sumber internal itu. Artinya, masih ada waktu sekitar satu pekan lagi bagi manajemen PSS untuk melunasi seluruh tunggakan. Jawa Pos kemudian berusaha melakukan kroscek kepada pihak manajemen.
Direktur Operasional PT PSS Hempri dihubungi. Ditanya perihal janji manajemen untuk melunasi tunggakan gaji pada 24 Juli. Namun, Hempri ogah buka suara. Tidak ada komentar yang diberikan.
Menurut sumber internal Jawa Pos, pembayaran gaji biasanya dilakukan bertahap. ’’Yang pertama pasti pemain dan pelatih. Kemudian baru membayar gaji karyawan,’’ terangnya.
Nah, selama pandemi, pemain dan pelatih hanya menerima 25 persen dari total gaji yang disepakati di kontrak. Sementara itu, karyawan PT PSS mendapat pemotongan 50 persen dari total gaji yang biasanya diterima.
Kasus gaji telat jadi yang pertama pada musim ini. Keterlambatan gaji itu malah terjadi setelah PT PSS mengalihkan mayoritas saham kepada PT Palladium Pratama Cemerlang. Pengesahan tersebut dilakukan pada 15 April lalu setelah sebelumnya ada perombakan pengurus PT PSS pada 9 Maret. Mantan CEO Badak Lampung Marco Paulo Garcia diangkat sebagai direktur utama PT PSS. Sedangkan komisaris utama dijabat Agoes Projosasmito.