Eksplorasi Keindahan Ikan Cupang
Harus Sabar Nunggu Bergerak
SURABAYA, Jawa Pos – Sebagian orang memilih menekuni hobi di tengah pandemi. Khususnya hobi yang tidak perlu keluar rumah. Misalnya, fotografi. Hal itu dilakukan fotografer Novandro Manik. Dia membagikan pengalaman dan tip memotret ikan cupang. Menurut dia, keindahan bentuk dan warna cupang menciptakan estetika sendiri.
’’Saat memotret cupang, kuncinya itu sabar menunggunya melakukan gerakan-gerakan,” paparnya dalam Diskusi Motret Cupang, Ikan Murah Jadi Mewah di Instagram Gudang Kamera Surabaya Jumat (17/7).
Novan mengatakan, masih banyak yang menganggap cupang sekadar hewan murah. Padahal, banyak yang bisa dieksplorasi dari keindahan cupang. Baik yang memiliki harga murah maupun yang mahal. Salah satunya dari fotografi. Fotografer bisa mengambil sisi estetika bentuk fisik cupang, khususnya bagian ekor atau sirip.
’’Bisa ambil pose standar atau foto posenya,” tutur Novan. Secara pribadi, Novan lebih tertarik menggunakan objek ikan cupang berjenis halfmoon. Yakni, cupang yang memiliki ekor lebar dengan beraneka warna. Khususnya yang berjenis kelamin jantan.
Sebab, pose gerakannya akan lebih bervariasi dan warnanya lebih beragam.
Untuk persiapannya, satu atau dua ikan Cupang ditaruh dalam akuarium. Novan menyarankan memilih jenis akuarium akrilik yang datar, bukan cembung. Lalu, beberapa peralatan fotografi. Misalnya, kamera, lensa makro, dan flash. Sebagai latar belakang, dia lebih memilih warna hitam polos untuk efek kontras. Jika ingin terlihat cerah, bisa dipilih warna putih.
Saat akan memotret, Novan menyarankan fotografer sabar menunggu ikan bergerak. Terlebih jika ikan ditempatkan dalam akuarium baru. Proses menunggu bisa mencapai lima belas menit. ’’Bagian bawah akuarium juga bisa diberi kertas aluminium sebagai reflektor agar ikan mau bergerak,” kata pria kelahiran Jakarta itu.
Jika ikan sudah mau bergerak, potret dari berbagai posisi sebanyak-banyaknya. Ikuti posisi ikan bergerak, lalu potret dari samping. ’’Ada banyak pose yang tidak diduga malah bagus. Jadi, harus sabar untuk mendapatkannya,” tuturnya. Terkadang, dia mendapat pose seni dari ikan. Yakni, pose yang tidak terlihat seperti ikan jika hasil foto telah jadi.
Terakhir, fotografer bisa mengeditnya menjadi lebih detail atau cerah. Di sini Novan menyarankan untuk menggunakan aplikasi sederhana seperti pada smartphone. ’’Kalau hasil kamera sudah baik, ya tinggal merapikan saja,” tandasnya.
Bagian bawah akuarium juga bisa diberi kertas aluminium sebagai reflektor agar ikan mau bergerak.’’
Novandro Manik, fotografer