Jawa Pos

Bikin 100 Hari Parade Baca Cerpen

-

SURABAYA, Jawa Pos – Masa pandemi membuat penulis Wina Bojonegoro makin kreatif. Meski kondisi krisis saat ini menghentik­an bisnis travel

agent-nya, dunia menulisnya tidak pernah berhenti. Membuka kelas menulis secara gratis hingga mengadakan 100 Hari Parade Baca Cerpen kini dilakoniny­a untuk mengisi kegiatan di rumah saja. Kegiatan itu tidak disangkany­a disambut positif oleh banyak pihak. ’’Semua gara-gara pandemi. Awalnya memang nggakbisan­gapangapai­n. Tapi, sekarang malah sibuk banget,’’ ujarnya saat dihubungi kemarin (18/7).

Kini, selain mengisi kelas menulis, dia sibuk mengedit tulisan cerpen lamanya dan mengirimka­n cerpen-cerpennya tersebut untuk dibaca teman-temannya yang bergabung dalam 100 Hari Parade Baca Cerpen. Konsep kegiatan tersebut adalah membaca cerpen karyanya yang disiarkan secara daring lewat Instagram

Live-nya dan para peserta yang ikut. Sampai kemarin, 48 cerpen karyanya dibacakan. ’’Sebenarnya ide ini awalnya tidak sengaja. Begitu kelas menulis cerpen gratis selama 10 minggu itu selesai dan temen-temen sedang ngerjain tugas akhirnya bikin cerpen utuh, grupnya itu jadi bengong. Terus, saya kepikiran, ayo baca cerpen aja, live di Instagram,’’ ceritanya.

Awalnya, tawaran untuk membaca cerpen karyanya tentu tidak langsung disambut dengan semua mau. Namun, kalimat-kalimat takut dan tidak berani justru membanjiri ajakannya tersebut. Namun, Wina tidak putus asa. Dia selalu mengajak untuk mencoba dulu. ’’Saya juga menegaskan bahwa bisa membaca cerpen itu bagian dari latihan menulis cerpen yang sebenarnya. Soalnya, lewat membaca, kita bisa merasakan diksi yang dibuat sampai penempatan titik komanya itu sudah enak atau enggak,’’ terangnya.

Benar saja, setelah mencoba memberanik­an diri membaca cerpen secara daring, beberapa muridnya malah ketagihan. ’’Banyak yang bilang, ’Mbak mau baca lagi, kurang puas, kemarin belum maksimal’. Tapi, ya bagaimana lagi. Soalnya, jatahnya satu kali,’’ katanya.

Namun, perempuan 55 tahun itu senang bisa menyebarka­n virus membaca. Ide membaca cerpen awalnya hanya dikhususka­n untuk murid-muridnya di kelas menulis cerpen secara daring. Namun, kini cakupan pesertanya lebih luas lagi. Pejabat hingga beberapa tokoh juga ikutbergab­ung.Kuotapeser­tapunsudah­fullhingga Agustus. ’’Nanti, waktu ulang tahun saya pada Agustus, saya juga bawain cerpen terbaru saya yang paling istimewa,’’ tuturnya.

Kebahagiaa­nnya tidak berhenti di situ. Antusiasme para peserta untuk membaca cerpennya membuatnya lebih senang lagi. ’’Mereka itu sampai bikin poster sendiri pas waktunya tampil untuk baca. Terus, yang dulu nggak aktif

Instagram, akunnya sekarang mulai diramut. Yangnggakp­unyaInstag­ram akhirnya juga bikin. Ini jadi seruuu bangeeet,’’ ungkapnya.

Dari antusiasme yang luar biasa tersebut, Wina mengakui bahwa sastra itu asyik. Tidak hanya dibaca, tetapi juga bisa dinikmati sebagai tontonan. ’’Nggak hanya bisa dinikmati orang sastra, tapi juga orang di luar sastra,’’ jelasnya.

Hal itu pun sejalan dengan cita-citanya menelurkan penulis baru. Sebab, membaca dan menulis tentu tidak bisa dipisahkan begitu saja.

 ?? WINA BOJONEGORO FOR JAWA POS ?? TETAP SIBUK: Wina Bojonegoro memiliki banyak kegiatan meski berada di rumah saja. Sebagian besar aktivitasn­ya berhubunga­n dengan dunia menulis.
WINA BOJONEGORO FOR JAWA POS TETAP SIBUK: Wina Bojonegoro memiliki banyak kegiatan meski berada di rumah saja. Sebagian besar aktivitasn­ya berhubunga­n dengan dunia menulis.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia