Louvre Dukung Lanjutan Kompetisi
JAKARTA, Jawa Pos – Louvre Surabaya siap mendukung apa pun keputusan dari manajemen Indonesian Basketball League (IBL) terkait lanjutan kompetisi. Setelah terhenti empat bulan lebih akibat pandemi Covid-19, kompetisi basket bergengsi di tanah air itu direncanakan berlanjut pada September di Jakarta.
Meski sepakat, Owner Louvre Erick Herlangga memiliki beberapa masukan. Terutama soal pembiayaan tambahan untuk tim. Misalnya, untuk biaya hotel dan tes swab atau PCR. ’’Tes PCR mahal loh. Mungkin sebulan itu bisa dua hingga tiga kali tes,’’ ungkapnya kemarin.
Apalagi, dia juga berharap nanti seluruh pemain bisa ditempatkan di hotel yang memiliki standar pencegahan dan penularan Covid-19 dari World Travel & Tourism Council (WTTC). ’’Semoga hotel yang dipilih punya pengalaman,’’ ungkapnya.
Soal persiapan tim, saat ini Louvre sulit berlatih. Sebab, Surabaya merupakan kota dengan angka penularan Covid-19 tertinggi. Karena itu, belum ada tempat yang bisa digunakan Daniel Wenas dkk untuk latihan. Para pemain berlatih secara mandiri di gym. Erick berharap dalam waktu dekat bisa menggelar latihan bersama untuk melatih kekompakan dan chemistry.
Erick tidak ingin memaksakan tim latihan jika kondisi belum memungkinkan. Sebab, dia sadar betul bahwa basket menjadi cabor yang potensial menularkan virus. ’’Ini olahraga permainan, pakai tangan, dan banyak kontak fisik. Kalau seperti sepak bola kan lebih banyak di tendang. Bulu tangkis juga lebih rendah (potensi penularannya),’’ paparnya.
Sebelumnya, Erick bilang ada rencana untuk berlatih di Jakarta. Namun, kondisi di ibu kota tidak jauh berbeda. Karena itu, jika pada Agustus hingga September tim belum bisa berlatih, pihak IBL disebut harus mencarikan solusi.
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah menyebutkan banyak masukan positif yang didapat untuk kembali menggulirkan kompetisi. Sebelumnya, manajemen IBL berkoordinasi dengan stakeholder. Mulai PP Perbasi, BNPB, hingga Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional, dan Kementerian Kesehatan.
Koordinasi lanjutan dilakukan untuk memastikan aspek teknis pelaksanaan protokol terpenuhi. Baik dengan mitra layanan tes Covid-19 maupun pengelola saranaprasarana yang akan digunakan. Dalam rentang waktu yang ada, pihaknya berupaya melengkapi pedoman kesehatan yang harus dijalankan dengan benar.