Coklit Serentak Datangi Tokoh
Minta Ikut Sosialisasi Pilkada Berprotokol Kesehatan
SURABAYA, Jawa Pos – Pemutakhiran data pemilih serentak dilakukan kemarin (18/7) di banyak tempat di Surabaya. Komisioner KPU Surabaya secara langsung ikut turun untuk memantau jalannya pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih tersebut. Terutama di tokoh-tokoh penting di Surabaya. Yang didatangi kemarin, antara lain, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono dan Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti. Ada juga tokoh-tokoh lain yang didatangi.
Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi ikut memantau coklit di rumah Awi –sapaan akrab Adi Sutarwijono– pada pukul 12.30. Awi berada di rumah. Petugas PPDP yang menangani kompleks perumahan di Wisma Penjaringansari, Jl Pandugo Baru Gang XIII, Rungkut. Awi menunjukkan KTP-nya dan anggota keluarganya yang berhak mencoblos pada 9 Desember mendatang. Di rumah tersebut, ada empat orang yang punya hak pilih. Stiker tanda telah dicoklit lantas ditempelkan di jendela kaca rumah yang menghadap ke timur tersebut. ’’Dengan coklit yang masif ini, diharapkan partisipasi masyarakat bisa tinggi sehingga dapat memilih yang terbaik untuk Surabaya ke depan,’’ tutur Awi yang juga ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya.
Pada kesempatan yang sama, Syamsi menjelaskan, sebelum turun ke lapangan untuk coklit, PPDP menjalani rapid test. Bila hasil tesnya reaktif, petugas tidak boleh turun dan diganti dengan yang baru. ’’Ada PPDP yang diambilkan dari tokoh setempat. Jadi, mereka sedikit banyak sudah tahu kondisi lapangan,’’ jelas Syamsi.
Di rumah Reni Astuti di Jalan Keputih Permai II, coklit dilakukan pada pukul 14.30. Komisioner KPU Surabaya Naafilah Astri Swarist ikut serta memantau coklit tersebut. Di rumah Reni, ada empat orang yang punya hak pilih. ’’Protokol kesehatannya bagus, dipatuhi,’’ ujar Reni.
Dia berharap para petugas juga bisa ikut memberikan penjelasan bahwa pilwali berlangsung pada 9 Desember mendatang. ’’Semoga penyelenggaraan yang baik ini bisa berdampak pada demokrasi di Surabaya,’’ tutur dia.
Naafilah mengakui, pada awal masa coklit, memang yang dipilih adalah para tokoh masyarakat tingkat kota dan nasional. Diharapkan, mereka bisa ikut membantu menyosialisasikan pilwali 9 Desember. ’’Juga meyakinkan publik atau masyarakat bahwa pilwali diselenggarakan dengan aman karena mematuhi protokol kesehatan,’’ terangnya.
Pemutakhiran data pemilih akan dilakukan sampai 13 Agustus. Seluruh warga yang punya hak pilih bakal didata. Bisa jadi, dalam satu keluarga, ada empat atau lima orang yang punya hak pilih.