Masih Sakit, Raja Salman Pimpin Rapat dari RS
RIYADH, Jawa Pos – Di tengah sakitnya, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz tetap memimpin rapat kabinet. Dilansir dari Arab News, dari ruang rawat inap King Faisal Specialist Hospital and Research Center, bangsawan berusia 84 tahun itu juga mengucapkan terima kasih atas perhatian warganya dan pejabat negara tetangga pada Selasa (21/7).
Setelah itu, Raja Salman membahas beberapa agenda yang mendesak. Salah satunya soal pelaksanaan haji di tengah pandemi Covid-19. Tahun ini kerajaan hanya mengizinkan seribu penduduk untuk beribadah haji dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
’’Kami mengevaluasi kondisi pandemi dengan data terbaru. Juga, membahas pertimbangan pengembangan kerja sama dengan Iraq,’’ ungkap Menteri Informasi Arab Saudi Majid Al
Qasabi kepada Saudi Press Agency.
Senin (20/7) pemerintah mengumumkan bahwa Raja Salman harus opname karena infeksi kantong empedu. Belum ada keterangan terbaru mengenai kondisinya. Menurut Al Jazeera, tiga orang dalam kerajaan mengatakan bahwa sang raja terus membaik.
Kabar Raja Salman jatuh sakit itu sebetulnya membuat publik Arab Saudi menjadi resah. Alasan paling besar adalah penerusnya.
Saat ini gelar putra mahkota dipegang Muhammad bin Salman (MBS).
MBS merupakan tokoh kontroversial. Dia diangkat sebagai calon raja menggantikan sepupunya Muhammad bin Nayef (MBN). Dia sering menekankan visinya untuk membuat Arab Saudi yang modern dan moderat.
Yang mencolok justru kebijakan keji terhadap oposisi dan pengkritik. Dia pernah mengurung keluarga kerajaan di Ritz Carlton Riyadh sampai mereka mau menyerahkan aset yang diduga diperoleh dari korupsi. Belum lagi, pembunuhan Jamal Khashoggi yang sampai saat ini masih disangkal. ’’MBS sangat paranoid terhadap kekuatan oposisi. Dia juga tak ingin menyia-nyiakan kesempatan (untuk menjadi raja, Red),’’ ujar Simon Henderson, pakar politik Timur Tengah, kepada The Hill.