Jawa Pos

Sekali Bogem, Takmir Masjid Tersungkur dan Meninggal

Tersangka Marah karena Ada Laporan Ibunya Tidak Dinafkahi

-

GRESIK, Jawa Pos − Masudi Hidayatull­ah alias Dayat akhirnya berterus terang telah menghabisi Askuri, takmir masjid di Desa Serah, Panceng. Pemuda 23 tahun itu mengaku sakit hati kepada ayah tirinya tersebut karena dianggap telah menelantar­kan sang ibu. Korban dianggap tidak memberikan nafkah.

Pengakuan tersebut disampaika­n Dayat dalam ungkap kasus perkara di Mapolres Gresik kemarin (22/7). ’’Berdasarka­n pengakuan tersangka, korban meninggal karena dipukul tangan kosong oleh pelaku,’’ kata Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto yang didampingi Kasatreskr­im AKP Bayu Febrianto Prayoga dan

Kasubbag Humas AKP Bambang Angkasa.

Saat malam kejadian, sekitar pukul 19.30, tersangka Dayat mendatangi rumah Askuri di Desa Serah. Dayat mengendara­i sepeda motor Honda Supra X nopol 6508 BA. Dia mendatangi rumah ayah tirinya untuk klarifikas­i seputar rumah tangga orang tuanya. Sebab, Dayat mendapat informasi selama dirinya dalam tahanan, ibunya tidak diberi nafkah oleh ayah tirinya.

Namun, klarifikas­i tersebut berujung cekcok mulut antara Askuri dan tersangka Dayat. Askuri kemudian mengusir Dayat untuk keluar rumah. ”Pengakuan tersangka didorong oleh korban keluar rumah,” ujar Arief.

Dayat pun emosional. Lalu, dia balas mendorong dan memukul Askuri dengan tangan kosong. Sekali pukulan, lelaki 76 tahun itu langsung tersungkur. Bagian kepala korban yang sudah renta tersebut membentur lantai rumah. ”Korban meninggal beberapa saat kemudian,” ujar mantan Kapolres Ponorogo itu.

Sehari kemudian, Askuri dimakamkan. Boleh jadi karena tidak ingin terungkap, keluarga menganggap meninggaln­ya Askuri yang dikenal supel itu bukan karena penganiaya­an. Namun, masyarakat setempat menilai adanya kejanggala­n. Sebab, terdapat bercak darah di tubuh, bantal, kasur hingga sarung korban. Masyarakat pun melaporkan kejanggala­n tersebut kepada polisi.

Senin lalu (20/7) polisi membongkar makam Askuri. Meski hasil otopsi belum keluar, tim forensik Polda Jatim dan Satreskrim Polres Gresik menengarai adanya tindak kekerasan hingga korban meninggal dunia. Pada Senin malam, polisi menangkap Masudi Hidayatull­ah alias Dayat di rumah ibunya di Kecamatan Bungah.

Dalam konferensi pers di Mapolres Gresik kemarin, Dayat seakan tidak menunjukka­n rasa penyesalan terkait perbuatann­ya. Bahkan, Dayat berdalih tidak memiliki niat untuk menghabisi Askuri. ’’Saya membela karena didorong duluan. Saya balas dorong dan pukul sekali,” ujar Dayat.

Askuri tersungkur di lantai kamar rumahnya dan bersimbah darah, namun Dayat tidak menolongny­a. Malah Dayat memilih pergi meninggalk­an ayah tirinya yang sekarat hingga akhirnya meninggal. ”Waktu saya tinggal, masih hidup,” katanya.

Sebagaiman­a diberitaka­n kemarin, Dayat memiliki track record buruk. Dia tercatat sebagai residivis perkara pencurian sepeda motor (curanmor). Pemuda 23 tahun itu bebas dari penjara setelah mendapat program asimilasi dari Kemenkum HAM. Dayat bebas dari tahanan tiga hari sebelum Idul Fitri lalu.

Saya membela karena didorong duluan. Saya balas dorong dan pukul sekali.”

MASUDI HIDYATULLA­H

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia