Penjualan Hewan Kurban Turun 40 Persen
SURABAYA, Jawa Pos - Menjelang perayaan Idul Adha, pemeriksaan kelayakan hewan kurban terus dilakukan. Kemarin petugas gabungan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya serta Dinas Peternakan Provinsi Jatim memeriksa hewan kurban di kawasan MERR Rungkut. Petugas memberikan label sehat pada hewan yang dinyatakan layak untuk dijadikan kurban.
Saban tahun, lahan kosong di MERR Rungkut menjadi salah satu lokasi sentra hewan kurban terbesar di Surabaya Timur. Ratusan sapi dan kambing dijual untuk persiapan Hari Raya Kurban. Harganya beragam. Mulai belasan hingga puluhan juta. Kemarin sapi di tiap lapak dicek. Mulai umur hingga fisik lainnya. Misalnya, kondisi mata.
Kasikeswan dan Kesmavet DKPP drh Novia Andriani menyatakan, seluruh hewan kurban yang masuk ke Surabaya harus diperiksa. Hal itu bertujuan menjamin sapi atau kambing tidak menularkan penyakit.
”Hingga kini, kami sudah memeriksa 2.238 ekor sapi dan 1.638 kambing,” katanya.
Novia menyebutkan, pihaknya juga bakal melakukan pemantauan saat hewan sudah dipotong. Menurut dia, hewan dengan ciri luar bagus belum tentu dalamnya bagus. Salah satu yang diperiksa adalah kondisi hati. Jika memang ada cacing hati, tentu ada bagian-bagian yang tidak boleh dikonsumsi. ”Kami akan sebar petugas untuk pengecekan ke lokasi penyembelihan hewan kurban,” katanya.
Sementara itu, penjualan hewan kali ini diprediksi menurun. Tidak tanggungtanggung, penurunan bisa sampai 40 persen. Padahal, di MERR Rungkut, terdapat sekitar 2 ribu ekor ternak yang dijual.
Koordinator Sentra Hewan Kurban MERR Rungkut Mulyono menyatakan, faktor penyebab penurunan itu adalah daya beli masyarakat yang anjlok. Biasanya, dia bisa menyediakan sapi dengan harga di atas Rp 100 juta. ”Kini mentok hanya Rp 80 juta paling mahal,” katanya.
Belum lagi sekolah yang biasanya juga menjadi langganan. Saat ini banyak yang tidak membeli hewan kurban. ”Pandemi membuat sekolah tutup dan daya beli turun,” ujarnya.
Saat berjualan, protokol kesehatan diterapkan secara ketat meski berada di tempat terbuka. Di antaranya, pemeriksaan suhu sebelum masuk area. Selain itu, penyemprotan disinfektan ke kendaraan yang masuk. ”Termasuk kami berikan masker gratis kepada pembeli yang tidak pakai masker,” ujarnya.